Pemetaan Geologi Mandiri dilakukan di daerah Prupuk, Kebandungan, dan sekitarnya, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah

Main Author: Kusuma, Aditya
Format: Monograph NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: Geological Engineering Department , 2009
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/28520/1/ABSTRAKSI_aditya.pdf
http://eprints.undip.ac.id/28520/
Daftar Isi:
  • Pemetaan Geologi Mandiri dilakukan di daerah Prupuk, Kebandungan, dan sekitarnya, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Daerah pemetaan ini dibagi menjadi 4 satuan geomorfologi yaitu satuan berbukit bergelombang denudasional, satuan dataran bergelombang denudasional, perbukitan bergelombang struktural, dan satuan dataran fluvial. Sedangkan stratigrafi daerah pemetaan dibagi menjadi satuan batulempung karbonatan, satuan batupasir gampingan, satuan batupasir, satuan breksi vulkanik, satuan batugamping terumbu, satuan batulanau karbonatan, satuan batupasir kasar, satuan endapan lahar, dan satuan endapan alluvium. Sejarah geologi daerah pemetaan ini dimulai pada kala miosen tengah diendapkan batulempung karbonatan (Tmp), kemudian diatasnya diendapkan secara selaras batupasir gampingan (Tmr) keduanya pada lingkungan pengendapa laut. Kemudian secara selaras diendapkan batupasir (Tmh) dengan mekanisme pengendapan turbidit. Diatasnya secara tidakselaras diendapkan breksi vulkanik (Tpk) hasil vulkanisme bawah laut dengan lingkungan pengendapan laut. Pada Kala Pliosen terbentuk batugamping karang (Tptl). Pada kala Pliosen ini mulai terjadi susut laut yang disertai pengangkatan. Kemudian terbentuk batulanau karbonatan (Tpb) pada lingkungan pengendapan transisi diikuti dengan terbentuknya batupasir kasar (Tpg) yang terbentuk secara selaras diatasnya. Kemudian pada zaman kuarter kala Pleistosen terbentuk endapan lahar hasil Gunung api Slamet Tua pada lingkungan pengendapan darat. Kemudian secara slaras diatasnya terbentuk endapan alluvium pada lingkungan pengendapan darat. Potensi geologi pada daerah pemetaan dibagi menjadi potensi positif berupa tambang bahan galian C dan bahan baku pembuatan batubata. Sedangkan potensi negatif pada daerah pemetaan berupa gerakan tanah dan banjir.