ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA PROGRAM IDT DI WILAYAH KOTAMADIA DATI II SEMARANG

Main Author: RAHARDJA, EDY
Format: Monograph NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: UNIVERSITAS DIPONEGORO , 1998
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/23366/1/167-ki-fe-1999-a.pdf
http://eprints.undip.ac.id/23366/2/167-ki-fe-1999.pdf
http://eprints.undip.ac.id/23366/
ctrlnum 23366
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA&#xD; PROGRAM IDT DI WILAYAH KOTAMADIA DATI II SEMARANG&#xD; </title><creator>RAHARDJA, EDY </creator><subject>HJ Public Finance</subject><description>Untuk menanggulangi kemiskinan, mulai Repelita VI diluncurkan program khusus yang dikenal dengan [nixes Desa Tertinggal (IDT), yang dimaksudkan untuk mendorong semangat keswadayaan dan kemandirian penduduk miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya. Secara umum pelaksanaan program IDT di Kotamadia Dati II Semarang menunjukkan ketimpangan. Dalam hal ini nampaknya masih terdapat kesenjangan antara efektifitas pengelolaan dana dan sasaran program IDT yang diharapkan. Penelitlan difokuskan pada kajian tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT, balk dikaitkan dengan perbedaan antar wilayah kelompok maupun keterkaitan faktor-faktor efektifitas.&#xD; Oleh karenanya tujuan penetitian ini untuk mengetahui sejauh mane tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT, mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan efektifitas pengelolaan dana maupun untuk mengidentlflkasi perbedaan yang nampak tentang efektifitas pengelolaan dana antara kelompok pedesaan dan perkotaan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan data primer dan data sekunder, yang diambil di lima wilayah desa/kelurahan di Kotamadia Semarang yang tergotong tertinggal. Mengingat keterbatasan sumber daya, digunakan 30 KK miskin sebagai responden dengan memakai metode Proportional Random Sampling, Penggalian data primer dilakukan dengan wawancara yang berbasis kuesioner, sedang untuk menganalisis data kuantitatif digunakan analisis Chi-Square (dengan taraf signifikansi 95%) disamping tetap menggunakan analisis deskripsi dan analisis label untuk menjelaskan data kualitatif.&#xD; Hal yang menarik ditemukan dalam penelitian ini, yakni dari kelima variabel yang secara teoritis diduga memiliki keterkaitan dengan tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT ternyata hanya variabel persepsi KK miskin yang menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan efektifitas pengelolaan dana IDT. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa perbedaan pengelolaan dana IDT antara kelompok pedesaan dan kelompok perkotaan setidaknya bertumpu pada later sektor usaha dominan dan kultur usaha. Sehubungan dengan hal tersebut nampaknya "spirit of entrepreneurship" KK miskin kelompok perkotaan lebih tinggi dibandingkan kelompok pedesaan.&#xD; Jika mengkaji aspek ketenagakerjaan ternyata Tingkat Partisipasi Angkatan Karla (TPAK) dl Kecamatan Mijen, Gunungpati dan Semarang Utara lebih tinggi dibandingka angka yang same di Kotamadia Semarang. Angkatan kerja yang betum bekerja didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD. Kondisi int paralel dengan kondisi desa/keluarahan tertinggal yang dciirikan oleh kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Data yang ada menunjukkan bahwa penduduk miskin di Kotamadia Semarang yang menerima dana IDT tergabung dalam 69 pokmas (yang terdirl dart 1.631 KK atau 7.036 jiwa), dimana 30,2% diantaranya merupakan hasil pengguliran.&#xD; &#xD; Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pokmas yang dibentuk merupakan kelompok baru has!i bentukan aparat desa/kelurahan, bahkan dalam penentuan jenis usaha dan ketua kelompok terkesan sangat diatur. Terlepas dari kelemahan yang muncul, pelaksanaan program IDT di lokasi penelitian nampaknya telah memenuhi prinsip keterpaduan, kepercayaan, kebersamaan den kegotongroyongan, kernandirian, ekonomis dan berkelanjutan. Namun demikian pembenahan dan penyempurnaan masih tetap diperlukan.&#xD; Berbagai permasalahan yang dihadapi KK miskin tidak terlepas dari imbas krisis ekonomi. Secara khusus kondisi faktual di lapangan menunjukkan bahwa aspek permodalan dan pemasaran menjadi bagian esensial kendala dalam pengembangan dana IDT. Munculnya perilaku menyimpang menambah kompleksnya pengelolaan dana IDT, yang jika tidak diatasi akan semakin menyimpang dari arah program IDT sebagimana digariskan dalam Inpres Nomor 5 tahun 1993.&#xD; </description><publisher>UNIVERSITAS DIPONEGORO</publisher><date>1998</date><type>Document:Monograph</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://eprints.undip.ac.id/23366/1/167-ki-fe-1999-a.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><identifier>http://eprints.undip.ac.id/23366/2/167-ki-fe-1999.pdf</identifier><identifier>RAHARDJA, EDY (1998) ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA PROGRAM IDT DI WILAYAH KOTAMADIA DATI II SEMARANG. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.</identifier><relation>http://eprints.undip.ac.id/23366/</relation><recordID>23366</recordID></dc>
format Document:Monograph
Document
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
File:application/pdf
File
author RAHARDJA, EDY
title ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA PROGRAM IDT DI WILAYAH KOTAMADIA DATI II SEMARANG
publisher UNIVERSITAS DIPONEGORO
publishDate 1998
topic HJ Public Finance
url http://eprints.undip.ac.id/23366/1/167-ki-fe-1999-a.pdf
http://eprints.undip.ac.id/23366/2/167-ki-fe-1999.pdf
http://eprints.undip.ac.id/23366/
contents Untuk menanggulangi kemiskinan, mulai Repelita VI diluncurkan program khusus yang dikenal dengan [nixes Desa Tertinggal (IDT), yang dimaksudkan untuk mendorong semangat keswadayaan dan kemandirian penduduk miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya. Secara umum pelaksanaan program IDT di Kotamadia Dati II Semarang menunjukkan ketimpangan. Dalam hal ini nampaknya masih terdapat kesenjangan antara efektifitas pengelolaan dana dan sasaran program IDT yang diharapkan. Penelitlan difokuskan pada kajian tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT, balk dikaitkan dengan perbedaan antar wilayah kelompok maupun keterkaitan faktor-faktor efektifitas. Oleh karenanya tujuan penetitian ini untuk mengetahui sejauh mane tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT, mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan efektifitas pengelolaan dana maupun untuk mengidentlflkasi perbedaan yang nampak tentang efektifitas pengelolaan dana antara kelompok pedesaan dan perkotaan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan data primer dan data sekunder, yang diambil di lima wilayah desa/kelurahan di Kotamadia Semarang yang tergotong tertinggal. Mengingat keterbatasan sumber daya, digunakan 30 KK miskin sebagai responden dengan memakai metode Proportional Random Sampling, Penggalian data primer dilakukan dengan wawancara yang berbasis kuesioner, sedang untuk menganalisis data kuantitatif digunakan analisis Chi-Square (dengan taraf signifikansi 95%) disamping tetap menggunakan analisis deskripsi dan analisis label untuk menjelaskan data kualitatif. Hal yang menarik ditemukan dalam penelitian ini, yakni dari kelima variabel yang secara teoritis diduga memiliki keterkaitan dengan tingkat efektifitas pengelolaan dana IDT ternyata hanya variabel persepsi KK miskin yang menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan efektifitas pengelolaan dana IDT. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa perbedaan pengelolaan dana IDT antara kelompok pedesaan dan kelompok perkotaan setidaknya bertumpu pada later sektor usaha dominan dan kultur usaha. Sehubungan dengan hal tersebut nampaknya "spirit of entrepreneurship" KK miskin kelompok perkotaan lebih tinggi dibandingkan kelompok pedesaan. Jika mengkaji aspek ketenagakerjaan ternyata Tingkat Partisipasi Angkatan Karla (TPAK) dl Kecamatan Mijen, Gunungpati dan Semarang Utara lebih tinggi dibandingka angka yang same di Kotamadia Semarang. Angkatan kerja yang betum bekerja didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD. Kondisi int paralel dengan kondisi desa/keluarahan tertinggal yang dciirikan oleh kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Data yang ada menunjukkan bahwa penduduk miskin di Kotamadia Semarang yang menerima dana IDT tergabung dalam 69 pokmas (yang terdirl dart 1.631 KK atau 7.036 jiwa), dimana 30,2% diantaranya merupakan hasil pengguliran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pokmas yang dibentuk merupakan kelompok baru has!i bentukan aparat desa/kelurahan, bahkan dalam penentuan jenis usaha dan ketua kelompok terkesan sangat diatur. Terlepas dari kelemahan yang muncul, pelaksanaan program IDT di lokasi penelitian nampaknya telah memenuhi prinsip keterpaduan, kepercayaan, kebersamaan den kegotongroyongan, kernandirian, ekonomis dan berkelanjutan. Namun demikian pembenahan dan penyempurnaan masih tetap diperlukan. Berbagai permasalahan yang dihadapi KK miskin tidak terlepas dari imbas krisis ekonomi. Secara khusus kondisi faktual di lapangan menunjukkan bahwa aspek permodalan dan pemasaran menjadi bagian esensial kendala dalam pengembangan dana IDT. Munculnya perilaku menyimpang menambah kompleksnya pengelolaan dana IDT, yang jika tidak diatasi akan semakin menyimpang dari arah program IDT sebagimana digariskan dalam Inpres Nomor 5 tahun 1993.
id IOS2852.23366
institution Universitas Diponegoro
institution_id 69
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Diponegoro
library_id 485
collection Diponegoro University Institutional Repository
repository_id 2852
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2852
first_indexed 2016-09-15T18:15:20Z
last_indexed 2016-09-22T21:01:14Z
recordtype dc
_version_ 1765880851672858624
score 17.13294