KAJIAN KORELASI TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KOTA SEMARANG DENGAN KONSENTRASI CO DAN Pb

Main Authors: Widayani, Widayani, Purwanto, Purwanto, Sutisnanto, Danny
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Magister Ilmu Lingkungan UNDIP , 2008
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/1078/1/Widayanil.pdf
http://www.mil.undip.ac.id
http://eprints.undip.ac.id/1078/
Daftar Isi:
  • Kota Semarang mempunyai potensi peningkatan kepadatan lalu lintas yang berakibat pada kemacetan, dan masyarakat tidak merasakan dampak akibat kemacetan sebagai inefisiensi ekonomi, karena bersifat intangible. CO (Karbonmonoksida) yang berasal dari gas buang kendaraan, dalam kondisi Idle (diam) lebih besar 4-6% dibandingkan dengan kondisi berjalan normal 1-4%, demikian halnya dengan Pb (timbal) bila Hb darah anak berusia 5-10 tahun ditemukan kadar timbal 0,30 ppm, dapat menurunkan tingkat kecerdasan. Kemacetan akibat volume kendaraan pada waktu aktifitas masyarakat yang secara bersamaan, menimbulkan pencemaran udara berupa CO dan Pb di udara dan ini perlu dicarikan solusi penanganannya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2004 pada tiga ruas jalan Kota Semarang (Teuku Umar, Brigjen Katamso dan MT. Umar) di korelasikan dan digunakan Model Gaussian Plume untuk mendapatkan hubungan dan prediksi konsentrasi CO dan Pb di udara dengan jumlah kendaraan dimasa yang akan datang Korelasi antara jumlah kendaraan dengan peningkatan konsentrasi CO dan Pb berkorelasi positif pada saat waktu aktifitas masyarakat dimulai dengan tingkat korelasi yang berbeda. Hasil menunjukan bahwa volume kendaraan tertinggi pada ruas jalan Teuku Umar dan Brigjen Katamso pada jam 06.30-07.30 dan 16.30-17.30 WIB sementara jalan MT. Haryono volume kendaraan tertinggi pada sore hari (16.30-17.30 WIB) sedangkan konsentrasi CO tertinggi di ketiga ruas jalan tersebut ditemukan pada jam 16.30-17.30 WIB dan telah melampaui Baku Mutu CO Udara Ambien Propinsi Jawa Tengah, sementara konsentrasi Pb ditemukan tertinggi pada jam 16.30-17.30 WIB. Mengingat permasalahan dan potensi ketiga ruas jalan yang bervariasi maka alternatif pengendalian peningkatan konsentrasi CO dan Pb di udara akibat kepadatan lalu lintas pada masing-masing ruas jalan juga berbeda, yang meliputi pengalihan arus, pengaturan waktu dan pemakaian ruas jalan, dan penataan lingkungan jalan