Biografi Wim Umboh
Main Author: | Perpustakaan Nasional RI |
---|---|
Format: | website |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Perpustakaan Nasional RI
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://wim.perfilman.pnri.go.id/biography/ |
Daftar Isi:
- Wim Umboh lahir di Wauilinei, Sulawesi Utara, pada tanggal 26 Maret 1933. Meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 24 Janauri 1996. Beragama Islam. Pendidikan : SLA, Penataran Sinematografi di Francis (1963). Sutradara yang yatim-piatu sejak 8 tahun ini pertama-tama mengenal dunia film lewat wartawan Boes Boestami hingga ia bisa kerja jadi tukang sapu di Studio Film Golden Arrow (Panah Mas). Karena sejak kecil sudah dianggat jadi anak angkat seorang dokter (Liem), dan `dapat` nama Cina Liem Yan Yung ia sudah lancar bahasa Mandarin. Ia kerja `serabutan` pada bosnya Chok Chin Hsin/alias CC Hardy. (1907-1987) jadi `penerjemah` untuk kepentingan pemain dan karyawan film. Maka studio milik Mr. Chok inilah yang sebetulnya bisa disebut Akademi Sinemarografi Wim yang utama. Dari situ ia bisa belajar semua hal tentang film dan dia bilang `Kalau orang mengarakan guru saya adalah Mr. Chok itu memang betul`. Nama Wim sebagai sutradara tiba-tiba muncul ketika ia menghasilkan film Dibalik Dinding (1955) dan Terang Bulan Terang Di Kali (1956) berdasarkan tulisan S.M. Ardan. Tenaga yang penuh harapan ini lalu mendirikan perusahaan sendiri, Aries Film, bersama Any Mambo (1912-1973) dengan produksinya yang pertama Istana Jang Hilang (1960). Dari pernikahan pertama dengan R.O. Unarsih pada 1956, lahirlah anak perempuan yang diberi nama Maria Umboh pada 1957. Anak itulah yang dijadikan bintang utama salah satu film larisnya, Bintang Ketjil (1963). Film-film yang dihasilkannya lewat perusahaannya sendiri bisa dibilang merupakan langkah-langkah berani dalam dunia perfilman di Indonesia. la orang pertama yang membuat film Cinemascope dan berwarna (Sembilan, 1967) lalu buat film 70 mm pertama dengan tata suara stereo dalam Mama (1972). Kalau bisa dibilang ia adalah kombinasi dari `industriawannya` Usmar Ismail (1921-1971) dan jiwa `industriawannya` Djamaludin Malik (1917-1970). Karyanya cukup laku di pasaran, tapi juga bisa di pertanggung jawabkan nilai artistiknya. Dua kali berturut karyanya terpilih sebagai film terbaik Senyum Dipagi Bulan Desember (FFI 1975) dan Cinta (FFI 1976). Sementara itu membentuk juga pasangan romantis kedua setelah Rd. Moehtar -Roekiah (Terang Bulan, 1973), yakni Sophan Sophiaan dan Widyawati dalam Pengantin Remaja (Film Terbaik Festival Film Asia, 1971) dan Perkawinan (Film Terbaik FFI, 1973). Lewat Perkawinan, Wim meraih tiga Citra, sebagai sutradara, penulis skenario dan editor. Perkawinan itu juga bikin rekor dengan memborong 8 Piala Citra dan baru bisa `kalah` oleh Ibunda-nya. Teguh Karya yang dapat 9 Piata Citra pada FFI 1986. Walau `resmi`nya adalah sutradara, tetapi ia cetak terbanyak meraih Citra jusrru sebagai editor (lima). Empat lainnya lewat Cinta {FFI 1979), Sesuatu Yang Indah (FFI 1977), Pengemis dan Tukang Becak (FFI 1979) dan Secawan Anggur Kebimbangan (FFI 1986). Jarang orang yang punya jiwa kepeloporan dan semangat yang tak kunjung padam seperti dia. Waktu-waktu terakhirnya di dunia diabadikan dengan masuk Islam mulai 1983, lalu bikin Pengantin Remaja (1991) serta sinetron Pahlawan Tak Dikenal (1995) dan sedang mempersiapkan sinetron Apsari. Filmografi : Dibalik Dinding, Kasih Ibu (1955), Terang Bulan Terang Dikali (1956), Istana Jang Hilang (1960), BintangKetjil (1963), Matjan Kemajonm (1965), Sembilan (1967), Dan Bunga-bunga Berguguran (1970), Pengantin Remadja (1971), Perkawinan, Mama (1972), Tokoh (1973), Senyum Dipagi Bulan Desember (1974), Cinta (1975), Sesuatu Yang Indah (1976), Kugapai Cintamu (1976), Kembang-kembang Plastik (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1978), Disini Pertama Kali Cinta Bersemi (1980), Perkawinan 83 {1982}, Serpihan Mutiara Retak (1984), Secawan Anggur Kebimbangan (1985), Arini II (1988), Pengantin Remadja 11(1991).