KELAYAKAN FINANSIAL PRODUKSI BUBUK KACANG HITAM (Cajanus sp.) TERFERMENTASI MENGGUNAKAN KULTUR Lactobacillus sp

Main Authors: Yustiadi, Yayat, Mushollaeni, Wahyu, Wirawan, Wirawan
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Universitas Tribhuwana Tunggadewi , 2017
Subjects:
Online Access: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/pertanian/article/view/350
Daftar Isi:
  • Black bean (Cajanus sp.) is a local bean that comes from Nusa Tenggara. The advantages of black beans is a high potential and are in a big amount. The black bean processing into a food product fermented using Lactobacillus sp. culture has not been done and has not been calculated for its financial feasibility. The purpose of this study was to analyze the financial feasibility of the production of fermented black bean powder cultured by Lactobacillus sp. on a household scale industries. The results showed that the capacity of 20 kg of black bean per day obtained a capital investment of 8,852,550.00 IDR and the operational cost is 22,440,000.00 IDR per year. Calculations made within a year and found the cost of production (HPP) is 1,300 IDR per 100 grams. The profit of 25% of HPP is 40,358 IDR per day. Break Even Point (BEP) is Rp 34,715,347, and obtained the value of RCR at 1.31 per unit. Kacang hitam (Cajanus sp.) merupkan kacang lokal yang berasal dari Nusa Tenggara yang mempunyai keunggulan dibandingkan dengan jenis Leguminosae yang lain. Keunggulan kacang hitam adalah potensinya yang tinggi dan terdapat dalam jumlah yang melimpah. Pengolahan kacang hitam tersebut menjadi produk pangan terfermentasi dengan menggunakan kultur Lactobacillus sp. belum pernah dilakukan dan dihitung kelayakan finansialnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan finansial dari produksi bubuk kacang hitam terfermentasi dengan kultur bakteri Lactobacillus sp. pada skala industri rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kapasitas produksi per hari sebesar 20 kg kacang hitam, dibutuhkan modal investasi sebesar Rp 8,852,550.00 dan biaya operasional sebesar Rp 22,440,000.00 per tahunnya. Perhitungan finansial yang dilakukan dalam jangka setahun, didapatkan harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 1.300 per 100 gram. Keuntungan 25% dari HPP didapatkan laba bersih sebanyak Rp 40.358 per hari. Perhitungan Break Event Point (BEP) adalah sebesar Rp 34.715,347, dan nilai RCR sebesar 1,31 per unit.