EVALUASI PRODUKSI KARKAS DAN NON KARKAS PEMOTONGAN KAMBING (STUDI KASUS DI RUMAH POTONG HEWAN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG)

Main Authors: Rahafid, Rahafid, Supartini, Nonok, Fitasari, Eka
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Universitas Tribhuwana Tunggadewi , 2019
Subjects:
Online Access: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/pertanian/article/view/2109
Daftar Isi:
  • This study aims to determine the level of carcass and non-carcass production, in slaughtering goats in slaughterhouses, District of Sukun, Malang. This study used 75 goats per week, namely from etawa (PE) goats aged ± 2 years with varying life weights. The method used in this study is a case study, while the research data obtained from the observation process. Observation is conducting direct observations and conducting interviews about cutting patterns. The variables observed in this study include life weight, carcass weight, non carcass weight, carcass percentage, and non carcass percentage. The results of this study indicate that the highest level of carcass production in slaughtered PE goats is at a cut weight of 20-25 kg, with an average percentage of carcasses being 43.05 ± 2.62% and the average non-carcass percentage is 11.77 ± 3.55%. Whereas in the cut weight of 25-30 kg, the percentage of carcass is 46.77 ± 0.50% and the percentage of non carcass is 15.58 ± 0.37%. The level of carcass and non carcass production on the results of slaughtering PE goats with a total input of 75 fish per week and carried out for 1 month, will produce an average cut weight is 28, 97 kg, the average carcass weight is 46, 12 ± 0.17% and the average non carcass weight was 15.02 ± 0.20%. Based on the results of the study it can be concluded that to increase carcass production it is necessary to pay attention to the age and nation of livestock. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi karkas dan non karkas, pada pemotongan kambing di rumah potong hewan Kecamatan Sukun Kota Malang. Penelitian ini menggunakan 75 ekor kambing per minggu yaitu dari kambing peranakan etawa (PE) yang berumur ±2 tahun dengan bobot hidup yang bervariasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, sedangkan data penelitian didapatkan dari proses observasi. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung serta melakukan wawancara tentang pola pemotongan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi bobot hidup, bobot karkas, bobot non karkas, persentase karkas, dan persentase non karkas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat produksi karkas pada pemotongan kambing PE yang tertinggi adalah pada bobot potong 20-25 kg, dengan persentase karkas rata-rata adalah 43,05 ± 2,62% dan persentase non karkas rata-rata adalah 11,77 ± 3,55%. Sedangkan jika pada bobot potong 25-30 kg, diperoleh prentase karkas adalah 46,77 ± 0,50% dan persentase non karkas adalah 15,58 ± 0,37%. Tingkat produksi karkas dan non karkas pada hasil pemotongan kambing PE dengan jumlah input sebesar 75 ekor per minggu dan dilakukan selama 1 bulan, akan menghasilkan Bobot potong rataan adalah 28, 97 kg, didapatkan bobot karkas rataan adalah 46, 12 ± 0,17 % dan bobot non karkas rataan adalah 15,02 ± 0,20 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa untuk meningkatkan produksi karkas maka perlu memperhatikan umur dan bangsa ternak.