Lihat Juga

• Kalau soal ganteng perlu dipertanyakan, dia mungkin bukan seperti Aktor-Aktor yang bintang tetapi dia bisa menjadi ganteng karena kharisma, karena wibawa, karena kepiawaian dan dalam talenta. Dia bisa ganteng dimata saya, yang kedua hatinya juga ganteng ini tidak bisa dipungkiri, boleh tanya siapapun yang pernah bermain bersama dia, dia tidak melihat yang namanya senioritas dan junioritas, buat dia semua pemain itu sama, setiap pekerjaan dihadapi Pitrajaya berangkat dari nol, kita bangun sama sama, kita berkolabrasi bersama sama, dan itu yang dicontohkan sama Pietrajaya Burnama
  oleh: Mathias Muchus, 1957-
  Terbitan: (2013)
• Sebelum saya kenal dia, saya sudah menonton beberapa film - film dia, ketika masih zaman hitam putih, baik itu karya Usmar Ismail atau eranya Teguh Karya , Win Umboh, Arifin C. Noer, Abbas Akub, hampir semua film yang bermutu ada sosok dia, jadi dia punya kelas tersendiri, dia punya rate sendiri , kenapa dia sampai bisa bertahan sampai sekarang ini karena yang diketengahkan sama dia bukan sensasional tapi kepada kualitas, kulitaslah yang bisa mempertahankan seorang aktor dari era ke era, itu mutlak
  oleh: Mathias Muchus, 1957-
  Terbitan: (2013)
• Sebagai Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) pada waktu itu, dia sangat menjaga independesi dari organisasi itu sendiri, tanpa pernah sampai terkooptasi oleh pemerintah atau bidang-bidang yang lainnya. Sangat independen. Seorang Aktor itu akan menjadi kaya, kaya dalam tanda kutip, kaya dengan pengalaman batin, kaya dengan segala macam pengetahuan yang harus mereka miliki. Pengalaman batin itu tidak hanya didapat dari pengalaman hidup saja, dengan membaca, melihat, mendengar adalah sebuah pengalaman batin. Memperkaya hal-hal itulah seorang aktor
  oleh: El Manik, 1949-
  Terbitan: (2013)
• Bang Karno : Jangankan dia akting, dia belum berakting, dia belum bicara, itu aktor nya sudah kelihatan. Pada waktu masih di Medan, dia bercerita sama ibunya bahwa dia akan merantau ke Jakarta untuk menjadi seorang Bintang Film, ibunya pun menangis lantaran ibunya menganggap Sukarno M. Noor jelek, karena gambaran pada waktu itu menjadi bintang film adalah orang yang gagah, ganteng dan luar biasa. Sukarno M. Noor tidak rupawan, tetapi dengan penampilannya sebagai seorang aktor, dan karena dia memang aktor, itu dia menjadi seorang yang punya kharisma
  oleh: Anwar Fuady, 1947-
  Terbitan: (2013)
• Salah satu yang saya ingat waktu itu adalah Pengurus PARFI dan ada problem dengan seorang artis dan terjadi perebutan antara produser untuk memakai artis ini dan Piet sebagai salah seorang Pengurus PARFI berusaha untuk mengumpulkan atau mendatangkan kedua produser ini dan Sang Artis dengan gaya Pietrajaya Burnama ini dengan ramah tidak keras tidak ada ada kata kata yang merugikan salah satu pihak dia dengan rendah hati dia mendamaikan dan akhirnya terjadilah perdamaian
  oleh: Hengky Solaiman, 1941-
  Terbitan: (2013)