Kugapai cintamu
| Main Authors: | Wim Umboh, Wim Umboh; Yudi Astono, Lenny Marlina; Jenny Rachman; Cok Simbara; Roy Marten , Mia Kumala; Umar Kayam; Komalasari; Pandji Anom, M; Bagong Kussudiardjo; Awang Darmawan; Ruth Pelupassy; Dorman Borisman; Tatiek Wardiono , Arifin C. Noer, Ashadi Siregar, Nazar Ali, Suparman Sidik, Idris Sardi, Lukman Hakim |
|---|---|
| Format: | website |
| Terbitan: |
Perpustakaan Nasional RI
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://perfilman.perpusnas.go.id/filmografi/detail/4267 |
Daftar Isi:
- Widuri (Lenny Marlina) adalah gadis desa Jawa yang bersikap pasrah dan tak berani mengutarakan cintanya, sementara Irawati (Jenny Rachman)adalah gadis manja dan agresif anak seorang pengusaha. Semua kemauan Ira dituruti oleh orangtuanya karena sudah diramal tak berumur panjang. Widuri dan Ira sama-sama mencintai Tody (Cok Simbara), tokoh mahasiswa yang peragu dalam bercinta.Ia sering berkonsultasi dengan sahabatnya, Anton (Roy Marten)seorang mahasiswa psikologi. Karena sifatnya yang pendiam, Widuri kalam bercinta. Saat Tody berKKN ke desa Widuri, Irawati memanfaatkan kawan-kawan brandalannya untuk memperkosa Widuri. Karena hamil Widuri pulang ke desa. Tiba-tiba orangtua Tody tidak sanggup membiayai sekolahnya lagi, dan Todypun berkerja pada orangtua Irawati. Tody dipaksa mengawini Irawati yang hamil akibat pergaulan bebasnya, karena orang yang meminjam uang perusahaan melaluinya tidak sanggup membayar,Tody tidak dapat mengelak.Ia pergi bekerja di tempat lain,dan tidak menghiraukan rengekan Irawati. Tody yang tetap mencintai Widuri menyusul Widuri ke desanya,membujuknya cerai dari suaminya yang bajingan dan mengajak kawin. Namun Widuri tak mau. Akhirnya, karena kecewa Tody kalap dan dalam Dalam keadaan kalap dia pulang dan mengalami kecelakaan, sementara Irawati juga meninggal saat melahirkan.
- Film berwarna; durasi 117 menit
- Seluloid
- Diangkat dari novel berjudul sama, yang merupakan trilogi dengan "Cintaku di Kampus Biru" dan Terminal Cinta Terakhir. Menurut data Perfin, merupakan film terlaris kelima di Jakarta, tahun 1977, dengan 128.409 penonton.