Tutur Tinular II
Main Authors: | Abdul Kadir; Prawoto, Handi Muljono, Linda Yanoman; Hans Wanaghi, Mochtar, Rd ; Baron Hermanto; Okky Irwina Savitri; Ratih Widyawati S; Anto Chaniago; Lela Anggraini; Suparmi; Wimma Sumbogo; Sutopo HS; Zaitun; Afrizal Anoda; Kies Slamet; Asep Bima; Christine Terry; Sjaeful Anwar, Tidjab, S, Nazar Ali, Sutarya, Didi AGP, Subakti IS, Arturo GP |
---|---|
Format: | website |
Terbitan: |
Perpustakaan Nasional RI
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://perfilman.perpusnas.go.id/filmografi/detail/3054 |
Daftar Isi:
- Mei Shin (Linda Yanoman) mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu (Hans Wanaghi). Di perjalanan mereka dikeroyok berisan Kediri yang tetap menginginkan Pedang Naga Puspa. Mereka bisa lolos. Di rumah, ayah Kamandanu, Hanggareksa (Rd Mochtar), melarang Kamandanu kawin dengan Mei Shin. Mendengar itu, Mei Shinlari. Saat pingsan di tengah jalan, ia diketemukan oleh Dwipangga (Baron Hermanto), kakak Kamandanu yang merebut pacar Kamandanun sebelumnya. Ketika istrinya, Ratih (Okky Irwina Savitri), tahu Dwipangga menzinahi Mei Shin, terjadilah konflik. Ratih lari ke rumah Hanggareksa. Kamandanu marah dan mematahkan tangan Dwipangga. Hasil perbuatan Dwipangga, yaitu Mei Shin hamil dan lalu kawin dengan Kamandanu, yang lalu diberi hadiah pedang Naga Puspa. Dwipangga berkhianat. Ia melapor pada Kediri tentang pedang itu, hingga rumah Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar saat Kamandanu sedang pergi. Hanggareksa meninggal. Mei Shin berhasil lolos. Ketika tahu tak berhasil, pasukan Kediri menyerang Kamandanu yang berhasil lolos dibantu Sakawuni (Ratih Widyawati S), yang mencintainya dan merawat luka-lukanya. Disini ia membiasakan diri menggunakan pedang sakti itu. Mei Shin melahirkan anak perempuan. Pasukan Kediri datang lagi, dan kali ini Mei Shin tewas. Kamandanu pun membalas dendam.
- Film berwarna; durasi 84 menit
- Film layar lebar