Sumpah Si Pahit Lidah
Main Authors: | Dasri Yacob, Leonita Sutopo, Advent Bangun; Tobing, Arthur , Yan Bastian; Toma Gagah Satria; Sudarmi Suyadi; Camelia Malik; Telly Hendriana; Jamal Jentak; Supranto, K; Tutty Munte; Usman Jiro; Johny Anwar , Buce Malawau, Ismail Jalili, Ruslan Basrie, Ibnu Hassan, Nuskan Syarief, Tjutju Sutedja, Djuki Paimin |
---|---|
Format: | website |
Terbitan: |
Perpustakaan Nasional RI
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://perfilman.perpusnas.go.id/filmografi/detail/2887 |
Daftar Isi:
- Setelah mengalahkan Rie Tabing (Arthur Tobing), Si Pahit Lidah (Advent Bangun) pergi bertapa, sementara Rie Tabing mengadu pada gurunya Si Mata Empat (Yan Bastian), yang malah memarahinya karena kecurangan dan keserakahannya. Selesai bertapa, Pahit Lidah menjenguk dari jauh anaknya dari bidadari yang diasuh neneknya. Ia diam-diam memberi hadiah kijang pada Dirut (Toma Gagah Satria), anaknya itu. Dirut juga diam-diam berulang kali menjenguk ibunya (Camelia Malik) yang membantunya memancing ikan, hingga suatu hari bisa berjualan saking banyaknya perolehannya. Pahit Lidah berkelana terus untuk menegakkan keadilan. Karena ini pula, ia bentrok kembali dengan Rie Tabing, yang kali ini berhasil dihabisinya. Mata Empat yan dilapori tetap menyalahkan muridnya. Di lain kesempatan, Pahit Lidah yang hendak membantu meningkatkan kemakmuran satu desa mengusulkan agar penduduk membendung sungai. Usul ini dilawan para tua-tua di desa itu. Malah mereka dengan licik bisa mengadu Pahit Lidah dan Empat Mata dengan mengadakan sebuah pesta. Mereka bersama-sama tertarik pada putri raja. Pasal itulah yang membuat keduanya adu kesaktian. Keadaan berimbang. Mata Empat lalu berlaku licik, hingga Pahit Lidah tewas. Keserakahan Mata Empat membuat dirinya juga tewas. Ia ingin mereguk kesaktian Pahit Lidah. Akibatnya dia sendiri tewas. Pertandingan akhir ini disaksikan pula oleh Dirut, yang sudah diberitahu ibunya.
- Dirilis tahun 1989.
- Film berwarna; durasi 96 menit
- Seluloid