Untuk Penyutradaraan Terbaik Teguh Karya Memegang Rekor mereka yang berhasil meraih piala "Citra". (1)
Main Author: | Perpustakaan Nasional RI |
---|---|
Format: | website |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Perpustakaan Nasional RI
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://teguhkarya.perfilman.pnri.go.id/clipping_news_articles/index.asp?box=detail&from_box=list_245&id=59 http://teguhkarya.perfilman.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/clipping/news_articles/normal/Pikiran_ Rakyat,_Minggu _19800330.K.pdf |
Daftar Isi:
- Selama tujuh tahun terakhir ini, perfilman nasional kita ternyata hanya mampu melahirkan empat orang sutradara yang baik. Titik tolak kita untuk mengukur hal itu, didasarkan pada penganugrahan Piala " Citra" bagi Sutradara Terbaik dalam setiap penyelenggaraan FFI., sejak 1973. Empat orang Sutradara itu terdiri dari Wim Umboh, Teguh Karya, Nico Pelamonia dan Ami Priyono. Empat orang itulah kekayaan utama perfilman nasional. Lewat mereka lah kita dapat menilai sejauh mana dunia perfilman kita telah melangkah dalam segi kualitas. Di antara ke empat orang itu, tak syak lagi Teguh Karya lah yang paling menonjol dalam dunia penyutradaraan film ia termasuk orang baru. Ia mulai pada tahun 1971dengan menangani film "Wajah Seorang Laki-laki" yang cerita dan skenarionya ia tulis sendiri. Ia mengalami kegagalan untuk film itu, baik dari segi kualitas maupun dari segi pemasaran. Namun setelah itu, film-film yang ditangannya mampu berhasil dari segala segi. Namanya tampil sebagai " jaminan mutu" dalam perfilman nasional. Namun keberhasilan itu, tidak membuatnya serakah. Ia merasa cukup untuk membuat film sekali dalam setahun. Tetapi film-film yang dihasilkannya senantiasa memberi warna dan corak baru dalam perkembangan perfilman nasional kita.