Daftar Isi:
  • Kecenderungan memproduksi film asal jadi yang sifatnya tidak mendidik sama sekali tampaknya masih merupakan sasaran utama para produser dan sutradara kita. Menurut Teguh Karya, untuk menghindari kemunduran kualitas film di tahun 1991 ini harus ada suatu lembaga penilai yang benar-benar kritis, berani, apresiatif, intelektualis dan kreatif. Selama ini sejarah perfilman nasional tidak memiliki cermin yang patut dijadikan acuan kreatif untuk pengembangan prestasi, kalau pun ada tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan konsisten penuh. LIPI, BSF, Dewan Film dan para kritisi merupakan "pencambuk" perfilman nasional utama, sehingga mereka harus memahami serta menguasi dunia sinematografi, berwawasan luas dan mampu memberikan alternatif yang positif. Teguh Karya lebih lanjut mengemukakan bahwa mulai tahun 1991 masyarakat film harus benar-benar memperkaya tema, skill dan wawasan seluas mungkin agar dapat melahirkan sinematografi kontekstual.