Menelaah kembali pengakuan iman,dalam Injil Yohanes "Ya Tuhanku Dan Allahku&quot
Main Author: | MARIA APRINA |
---|---|
Other Authors: | M.W. WYANTO, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2010
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- ABSTRAKPenyebab Konflik Destruktif di Indonesia: Agama atau Ajarannya? Begitu banyak realitas kekerasan yang terjadi mengatasnamakan agama dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Mulai dari perusakan rumah ibadah yang dianggap sebagai simbol tertinggi dari suatu keagamaan sampai pada berbagai macam kekerasan fisik (penganiayaan) pun dilakukan demi memperjuangkan nama agama. Muncul pertanyaan dalam diskusi di kalangan intelektual, apakah ini konflik agama atau konflik kepentingan? Banyak ahli atau para intelektual mengakhiri pendapatnya dengan jawaban atau kesimpulan yang cukup tegas bahwa konflik yang terjadi adalah konflik politik dari pihak-pihak tertentu yang menggunakan kekuatan fungsional agama dalam kehidupan bermasyarakat demi kepentingannya baik pribadi maupun komunal. Berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat yang turut melibatkan agama sesungguhnya tidak dapat dikatakan sebagai konflik (antar) agama. Sebagian besar intelektual, kaum rohaniawan dan para pemikir berpendapat bahwa konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat (sekalipun kemudian diberi label konflik agama) memiliki berbagai variabel penyebab, antara lain digolongkan menjadi tiga aspek yang bersifat internal, eksternal dan struktural-kultural. 1 Aspek eksternal dan struktural kultural sudah biasa dibahas dalam pertemuan-pertemuan lintas agama maupun dialog-dialog antar umat beragama yang sering terjadi. Seolah-olah di dalamnya dengan tegas menyimpulkan bahwa agama bukanlah sebagai penyebab terjadinya konflik dan kekerasan, melainkan adanya faktor/oknum di luar agama yang menunggangi atau berusaha memanfaatkan fungsional tatanan nilai agama di tengah-tengah masyarakat demi suatu kepentingan tertentu.1Penggolongan berbagai variabel penyebab konflik dan kekerasan oleh Abdul Munir Mulkhan dalam kata pengantarnya yang berjudul Dilema Manusia dengan Diri dan Tuhan, dalam Th. Sumartana, dkk., Pluralisme, Konflik, dan Pendidikan Agama di Indonesia, 2001, hal. xiii-xxMILIKUKDW