PEMAKNAAN UMAT TERHADAP DOA HATI KUDUS TUHAN YESUS DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN

Main Author: SINTASARI SULISTIAWATI
Other Authors: J B GIYANA BANAWIRATMA,
Format: Bachelors
Terbitan: SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta , 2010
Subjects:
Daftar Isi:
  • ABSTRAKSIManusia adalah makhluk rohani. Kata rohani berasal dari kata Ibrani ruah, yang berarti nafas.1Doa adalah nafas hidup. Ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan manusia tidakterputusnya hubungan dengan Allah, Sang Pemberi Hidup. Sebagai makhluk rohani, manusia mengungkapkan spiritualitas yang di miliki melalui doa.Doa itu di mulai pada Allah. Doa adalah percakapan rohani dengan Tuhan, yaitu saat kitamenjawab. Itulah yang disebut doa. Doa bukan percakapan satu arah saja. Doa juga merupakan jalinan hubungan antara manusia dan Allah. Doa sebagai bentuk perwujudan cinta Allah kepada manusia dan manusia kepada Allah. Dalam doa, Allah hadir dan menyapa manusia. Berdoa adalah wujud mendengarkan dan menanggapi kehadiran Allah melalui kata-kata yang diungkapkan. Doa, sebagai wujud mendengarkan atau berbicara dengan atauberkomunikasi dengan Allah merupakan inti dari perkembangan spiritualitas Kristen. Hidup1Adolf Heuken SJ, Spiritualitas Kristiani-Pemekaran hidup rohani selama dua puluh abad, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2002, hlm.11 2 Adolf Heuken SJ, Spiritualitas Kristiani-Pemekaran hidup rohani selama dua puluh abad, hlm.13berbicara kepada Tuhan dan Dia menjawab atau saat Tuhan berbicara kepada kita, dan kitaU KDSeorang bapa rohani bertanya kepada murid-muridnya: Apakah awal mula doa itu? Murid pertama menjawab: Dalam kesesakan orang mulai berdoa. Bila orang menghadapi kesulitan, mereka mulai berdoa. Kalau saya terjepit, saya lari kepada Allah! Murid lain menyambung: Bila saya bergembira, hatiku lupa akan segala ketakutan dan kecemasan, lalu terbang kepada Allah. Yang ketiga berkata: Dalam kesunyian. Kalau jiwaku tenang, aku suka berbicara dengan Allah. Murid keempat menjawab pertanyaan gurunya: Hanya jika aku dapat mengoceh seperti seorang anak kecil dan tidak malu berceloteh di hadapan Allah. Dia besar dan aku kecil dan semuanya seperti semestinya. Lalu bapa rohani angkat suara: Jawaban kalian semua itu baik. Akan tetapi, ada saatu awal-mula yang mendahalui semua apa yang kalian sebut. Doa di mulai pada Allah. Dialah yang memulainya, bukan kita. (Mgr. K. Hemmerle, Dein Herz an Gottes Ohr)2Wspiritual Kristen yang autentik membutuhkan komitmen doa.3 Pengalaman dengan Allah ini adalah pengalaman dasariah manusia, di mana manusia berkomunikasi dengan Allah. Pengalaman ini sering disebut pangalaman religius, sebuah pengalaman yang mendalam berjumpa dengan Allah. Untuk sampai pada pengalaman religius ini, manusia membutuhkan mediasi yaitu doa sebagai wujud sambung rasa yang dituangkan melalui komunikasi dalam keheningan serta kontemplasi yang mendalam. Dalam doanya, manusia menghadap Allah. Dan doa, baik isi maupun bentuknya, untuk sebagian besar tergantung dari paham manusia mengenai Allah. Paham Allah ini juga berkembang di dalam doa; Dengan berdoa, makin mengenal Allah.4Dennis J.Billy, CScR, James F.Keating, Suara Hati dan Doa: Belajar Terbuka pada Kebenaran, Yogyakarta: Kanisius, 2009, hlm.8 4 Prof. Dr. Tom Jacobs, SJ, Teologi Doa, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hlm.123U KDW