MAKNA METAFORA AKHIR ZAMAN DALAM YESAYA 24
Main Author: | DEBORA AGUSTINA NAINGGOLAN |
---|---|
Other Authors: | ROBERT SETIO, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2007
|
Subjects: |
ctrlnum |
nim-01021856 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>MAKNA METAFORA AKHIR ZAMAN DALAM YESAYA 24</title><creator>DEBORA AGUSTINA NAINGGOLAN</creator><subject>Theologi</subject><description>ABSTRAKSIIde penulisan skripsi ini berawal ketika penyusun sedang berada di Pekanbaru. Pada waktu itu, bertepatan dengan terjadinya gempa bumi dan Tsunami di Aceh dan penyusun mendengarkan ungkapan sebagian jemaat yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera tiba. Tidak hanya itu, mereka juga menghubungkan Tsunami dengan bencana lain yang sudah terjadi sebelumnya, yaitu gempa di Alor dan Nabire. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Amerika Serikat, menyebutkan bahwa gempa yang berpusat di lautan dekat Meulaboh, Aceh itu merupakan gempa terbesar ke lima di dunia sejak tahun 1900 dan terdahsyat sejak gempa di Alaska pada tahun 1964.1 Ketika bencana dashyat yang merenggut banyak jiwa beruntun melanda bangsa Indonesia, sebagian orang menyebut bencana itu sebagai tanda-tanda akhir zaman. Respon yang demikian tidak hanya datang dari mereka yang menyaksikan berbagai bencana tersebut melalui media, tetapi juga bagi mereka yang merasakan dan mengalami bencana itu. Dalam sebuah artikel yang berjudul Antara Hidup dan Mati: Berjuang dalam Tsunami di Aceh di website Media Indonesia memuat wawancara Firman terhadap beberapa korban yang selamat dari bencana Tsunami. Dalam wawancara tersebut, beberapa korban mengatakan bahwa ketika mereka melihat, merasakan dan mengalami peristiwa Tsunami itu, mereka menyebut peristiwa itu dengan istilah kiamat kecil. Dan ketika mereka mengetahui bahwa mereka masih hidup, mereka sangat bersyukur kepada Tuhan dan mencoba untuk hidup seperti yang dikehendaki Tuhan. Mereka bersyukur karena mereka masih diberi waktu untuk membenahi diri.2 Timbulnya pemikiran demikian tidak lepas dari keyakinan mereka atas peranan Tuhan dalam hidup mereka. Dengan kata lain, agama atau kepercayaan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Tuhan adalah penguasa alam semesta, sehingga Tuhan pula yang berkuasa atas hidup seluruh alam semesta, termasuk manusia. Pemahaman yang mereka pegang dan yakini menyadarkan mereka akan keagungan Tuhan. Ungkapan sebagian orang yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera tiba dan kesaksian korban Tsunami yang selamat di atas menyiratkan bahwa akhir zaman adalah suatu masa atau suasana yang di dalamnya penuh dengan kengerian dan penderitaan. Akhir zaman merupakan wujud penghukuman Tuhan kepada umat yang tidak hidup sesuai dengan ketetapan-ketetapan Tuhan. Pada akhir zaman Tuhan akan melaksanakan penghukuman- Nya. Peristiwa Tsunami yang terjadi di Aceh dan berbagai bencana yang terjadi sedikit banyak memiliki kesamaan dengan peristiwa yang digambarkan pengarang di dalam Yesaya 24. Kesamaannya terletak pada penderitaan yang dirasakan penduduk bumi, pada saat bencana itu terjadi dan menimpa penduduk bumi.</description><publisher>SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta</publisher><contributor>ROBERT SETIO, </contributor><date>2007-01-31</date><type>Thesis:Bachelors</type><permalink>http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/nim/01021856</permalink><right>Copyright (C) 2007 pada Penulis</right><journal/><recordID>nim-01021856</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Bachelors Thesis |
author |
DEBORA AGUSTINA NAINGGOLAN |
author2 |
ROBERT SETIO, |
title |
MAKNA METAFORA AKHIR ZAMAN DALAM YESAYA 24 |
publisher |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta |
publishDate |
2007 |
topic |
Theologi |
contents |
ABSTRAKSIIde penulisan skripsi ini berawal ketika penyusun sedang berada di Pekanbaru. Pada waktu itu, bertepatan dengan terjadinya gempa bumi dan Tsunami di Aceh dan penyusun mendengarkan ungkapan sebagian jemaat yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera tiba. Tidak hanya itu, mereka juga menghubungkan Tsunami dengan bencana lain yang sudah terjadi sebelumnya, yaitu gempa di Alor dan Nabire. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Amerika Serikat, menyebutkan bahwa gempa yang berpusat di lautan dekat Meulaboh, Aceh itu merupakan gempa terbesar ke lima di dunia sejak tahun 1900 dan terdahsyat sejak gempa di Alaska pada tahun 1964.1 Ketika bencana dashyat yang merenggut banyak jiwa beruntun melanda bangsa Indonesia, sebagian orang menyebut bencana itu sebagai tanda-tanda akhir zaman. Respon yang demikian tidak hanya datang dari mereka yang menyaksikan berbagai bencana tersebut melalui media, tetapi juga bagi mereka yang merasakan dan mengalami bencana itu. Dalam sebuah artikel yang berjudul Antara Hidup dan Mati: Berjuang dalam Tsunami di Aceh di website Media Indonesia memuat wawancara Firman terhadap beberapa korban yang selamat dari bencana Tsunami. Dalam wawancara tersebut, beberapa korban mengatakan bahwa ketika mereka melihat, merasakan dan mengalami peristiwa Tsunami itu, mereka menyebut peristiwa itu dengan istilah kiamat kecil. Dan ketika mereka mengetahui bahwa mereka masih hidup, mereka sangat bersyukur kepada Tuhan dan mencoba untuk hidup seperti yang dikehendaki Tuhan. Mereka bersyukur karena mereka masih diberi waktu untuk membenahi diri.2 Timbulnya pemikiran demikian tidak lepas dari keyakinan mereka atas peranan Tuhan dalam hidup mereka. Dengan kata lain, agama atau kepercayaan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Tuhan adalah penguasa alam semesta, sehingga Tuhan pula yang berkuasa atas hidup seluruh alam semesta, termasuk manusia. Pemahaman yang mereka pegang dan yakini menyadarkan mereka akan keagungan Tuhan. Ungkapan sebagian orang yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera tiba dan kesaksian korban Tsunami yang selamat di atas menyiratkan bahwa akhir zaman adalah suatu masa atau suasana yang di dalamnya penuh dengan kengerian dan penderitaan. Akhir zaman merupakan wujud penghukuman Tuhan kepada umat yang tidak hidup sesuai dengan ketetapan-ketetapan Tuhan. Pada akhir zaman Tuhan akan melaksanakan penghukuman- Nya. Peristiwa Tsunami yang terjadi di Aceh dan berbagai bencana yang terjadi sedikit banyak memiliki kesamaan dengan peristiwa yang digambarkan pengarang di dalam Yesaya 24. Kesamaannya terletak pada penderitaan yang dirasakan penduduk bumi, pada saat bencana itu terjadi dan menimpa penduduk bumi. |
id |
IOS2784.nim-01021856 |
institution |
Universitas Kristen Duta Wacana |
institution_id |
96 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana |
library_id |
528 |
collection |
Sistem Informasi Tugas Akhir (SinTA) |
repository_id |
2784 |
subject_area |
Agama Akuntansi Arsitektur |
city |
KOTA YOGYAKARTA |
province |
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA |
repoId |
IOS2784 |
first_indexed |
2016-10-07T01:42:28Z |
last_indexed |
2016-10-07T01:42:28Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1765851661180338176 |
score |
17.538404 |