IBADAH MINGGU GEREJA KRISTEN JAWA SEBAGAI SARANA PENDAMPINGAN PASTORAL
Main Author: | PASEKSI ELOK PAKERTI |
---|---|
Other Authors: | HENDRI WIJAYATSIH, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2008
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Penulisan Kehidupan manusia di dalam dunia tentu tidak akan lepas dari adanya berbagai macam tantangan dan persoalan. Tantangan dan persoalan yang muncul di dalam kehidupan manusia itu ada bermacam-macam, contohnya antara lain: 1 1. Masalah kesehatan fisik / jasmani (ketika seseorang menderita sakit / penyakit dan harus kehilangan salah satu bagian tubuhnya). 2. Ketegangan dan penderitaan psikis (kesedihan, depresi, konflik batin, rasa bersalah, dan sebagainya). 3. Masalah dalam hubungan dengan lingkungan / orang lain, yaitu masalah sosial (misalnya : persoalan keluarga, ekonomis dan budaya). 4. Kekosongan rohani yang disebabkan oleh rasa berdosa, rasa tidak aman, tidak adanya persekutuan dan kekurangan pengaruh doa dalam kehidupan spiritual yang melatar belakanginya. Masalah-masalah tersebut bisa saling mempengaruhi sehingga menjadikan masalah semakin kompleks dan dapat berpengaruh terhadap kehidupan iman.Kehidupan jemaat atau orang Kristen pun juga tidak akan lepas dari tantangan dan persoalan yang dapat menggoyahkan iman jemaat atau orang Kristen. Berangkat dari keadaan ini maka sangat diperlukan suatu pemeliharaan iman bagi jemaat agar dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan persoalan, jemaat tetap mempunyai iman yang teguh di dalam Tuhan. Menurut Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa (selanjutnya akan disingkat : PPA GKJ), ibadah merupakan salah satu sarana dalam pemeliharaan iman. Ada banyak sarana pemeliharaan iman yang bisa dan dipakai oleh Gereja Kristen Jawa (selanjutnya akan disingkat GKJ), misalnya: perkunjungan, PA, dll. Tetapi dalam hal ini ibadah merupakan1Aart Martin van Beek, Konseling Pastoral, Salatiga, UKSW, 1987, hlm 24sarana pemeliharaan iman yang tetap dan utama (selain sakramen). Melalui sebuah ibadah jemaat mengungkapkan dan menghayati hubungan dengan Allah, berdasarkan penyelamatan yang mereka alami. 2 Dari sebuah ibadah ini diharapkan jemaat mampu untuk tetap teguh imannya dalam menghadapi segala persoalan dan tantangan kehidupannya.Selain sebagai sarana dalam pemeliharaan iman, ibadah juga diharapkan dapat memberikan pemulihan bagi jemaat. Sebab, ibadah mampu menyentuh secara mendalam dan membuka jiwa jemaat untuk selanjutnya menolong mereka dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan kehidupan yang tidak mampu dihadapi. 3 Untuk dapat memberikan pertolongan kepada jemaat dalam ibadah, tentu diperlukan sebuah pengetahuan tentang pendampingan pastoral. Sebab, dengan pengetahuan pendampingan pastoral memampukan kita dalam membantu memahami kebutuhan dan harapan jemaat. 4 Hal ini perlu untuk kita perhatikan, khususnya dengan mengingat bahwa dalam sebuah ibadah di dalamnya berkumpul orangorang (jemaat) dengan segala persoalan dan tantangan kehidupannya masing-masing.Dalam banyak pelayanan yang dilakukan di gereja, antara ibadah dengan praktek pastoral itu seringkali dipisahkan. Praktek pastoral seringkali ditunjukkan dalam pelayanan seperti halnya pendampingan, pengajaran, konseling, pemberian ataupun kegiatan sosial yang lain, sedangkan ibadah seringkali dipahami sebagai bentuk kepemimpinan. 5 Kepemimpinan yang dimaksud dalam hal ini menyangkut tentang bagaimana seseorang (bisa pendeta, anggota majelis ataupun warga jemaat) mampu memimpin jalannya suatu ibadah, berkhotbah, memimpin pujian, dll. Adanya pemisahan antara ibadah dan praktek pastoral ini dapat menjadikan hilangnya makna pastoral dalam sebuah ibadah. Oleh karenanya pemisahan ini perlu diperbaiki. Melalui ibadah jemaat diberi pertolongan dalam menghadapi tantangan dan persoalan; dan dari pengetahuan pendampingan pastoral-lah kita mampu memahami kebutuhan dan harapan jemaat untuk kemudian dapat memberikan pertolongan.Berdasarkan hal tersebut, maka penulis hendak menggali lebih lanjut tentang bagaimana fungsi pendampingan pastoral hadir dalam sebuah ibadah.2 34 5Pokok-pokok Ajaran GKJ, Salatiga, Sinode GKJ, 2005, hlm 44 Robin Green, Only Connect: Worship and Liturgy from the Perspective of Pastoral Care, London, Longmann and Todd, 1987, hlm 3. Robin Green, Only Connect: Worship and Liturgy from the Perspective of Pastoral Care, hlm 3 William H. Willimon, Worship as Pastoral Care, Nashville, Abingdon Press, 1980, hlm 16