TINJAUAN KRITIS TERHADAP ATURAN PENGGEMBALAAN KHUSUS BAGI PENDETA PENDETA GREJA KRISTEN JAWI WETAN
Main Author: | TEGUH HADI SAPUTRO |
---|---|
Other Authors: | HENDRI WIJAYATSIH, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2007
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- ABSTRAKSIGereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini gereja dipahami sebagai suatu kesatuan yang kait mengait secara harmonis1. Hal yang perlu diperhatikan dalam tubuh ialah sekalipun dalam tubuh ada bermacam macam organ yang berbeda beda, bentuk dan fungsi yang berbeda beda pula, tetapi intinya dalam perbedaan itu bersatu menjadi satu tubuh yang utuh. Selain pengertian gereja sebagai Tubuh Kristus, gereja dimengerti sebagai alat untuk menjalankan misi Allah yang berangkat dari hakekatNya sendiri. Kemudian misi itu diletakan dalam konteks doktrin Tritunggal yaitu sebagai Allah Bapa yang mengutus anakNya, Allah Bapa dan anak mengutus Roh, lalu diperluas pada gerakan lain yaitu; Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh mengutus gereja kedalam dunia untuk karya keselamatan2. Greja Kristen Jawi Wetan juga mengamini keberadaanya sebagai tubuh Kristus dan pelaksana misi Allah. Di dalam pembukaan Tata dan Pranata disebutkan, GKJW ada untuk pelaksanaan rencana karya Tuhan Allah yang dibentuk oleh Yesus Kristus. Gereja itu disebut sebagai Gereja yang Esa, Kudus dan Am. Dan GKJW adalah bagian dari gereja tersebut, yang ditumbuhkan, dilahirkan dan dipelihara oleh Tuhan Allah, Yesus Kristus, dan Roh KudusNya di Jawa Timur3. Lebih lanjut di dalam penjelasan umum Tata dan Pranata GKJW disebutkan Greja Kristen Jawi Wetan adalah gereja yang terus berusaha membawa jemaatnya ikut maju dalam perkembangan waktu dan zaman. Berbagai macam usaha dilakukan supaya GKJW dapat mengikuti laju perkembangan jemaat tersebut. Perkembangan yang dimaksudkan di sini adalah perkembangan secara menyeluruh, lahir dan batin, maupun pemahaman pemahaman, di mana Greja Kristen Jawi Wetan selalu ingin menunaikan penggilannya secara lebih baik. Yaitu untuk mewujudkan keikutsertaannya dalam rencana Tuhan Allah tersebut. Berangkat dari kerinduan tersebut di atas GKJW berusaha mentransformasi peraturan peraturan gerejanya. Dalam revisi awal Tata dan Pranata ini disebut dengan Tata lan Pranata yang ditulis dalam bahasa Jawa atau yang biasa disebut oleh orang orang GKJW pada masa itu sebagai Buku Ijo (buku hijau). Seiring dengan perkembangan zaman, maka GKJW memperbaharui Tata dan Pranata bukan hanya dari sisi Bahasa, tetapi juga rincian aturan aturannya agar lebih komunikatif bagi jajaran kepemimpinan di GKJW maupun warganya