RELEVANSI TUGAS PENDETA DALAM JEMAAT PEDESAAN DI GEREJA TORAJA KLASIS SESEAN
Main Author: | ANNA REGUSPIN |
---|---|
Other Authors: | JAKUB SANTOJA, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2008
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai gedung-gedung gereja mulai dari kota sampai ke pelosok-pelosok daerah. Kekristenan di Toraja pertama kali diperkenalkan oleh seorang Zendeling dari Nederlandse Hervormde Kerk (NHK) bernama van de Loosdrecht. 1 Awalnya anggota-anggota zending ini ditolak masyarakat Toraja karena masyarakat Toraja masih sangat kental dengan kebudayaannya. Kebudayaan yang sudah berakar dalam kehidupan masyarakat Toraja ini sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat sehingga Injil sulit diterima oleh masyarakat Toraja. Namun pada akhirnya Injil bisa mulai diterima oleh masyarakat Toraja karena van de Loosdrecht berusaha mengkontekstualisasikan injil dengan kebudayaan yang sudah berakar di masyarakat Toraja.Ketika kekristenan mulai berkembang dan banyak jiwa-jiwa yang menyerahkan dirinya untuk dibaptis, maka para Zending membentuk suatu perkumpulan orang-orang Kristen yang dilembagakan menjadi Gereja Toraja. Perkumpulan ini dimaksudkan agar orang-orang Kristen pertama mampu mengelola hal-hal yang menyangkut bidang kerohanian, keuangan dan organisasi secara mandiri, kemandirian ini dalam rangka membina persekutuan, kesaksian dan pelayanan bagi jemaat setempat. 2 Upaya-upaya yang dilakukan oleh Zending ini mengacu pada proses untuk memampukan jemaat mengelola segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan dari perkumpulan tersebut. Kemandirian perkumpulan ini dibawahi oleh sebuah institusi Sinode Gereja Toraja, dimana institusi tersebut berfungsi untuk mengurus pelbagai kebutuhan yang diperlukan oleh gereja-gereja yang sudah didewasakan. Sejak awal kemandirian jemaat Toraja sampai sekarang, persoalan yang masih menjadi pergumulan gereja-gereja adalah kurangnya tenaga pelayan (SDM) yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 3Th. van den End, Sumber-Sumber Zending tentang Sejarah Gereja Toraja 1901-1961, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (1994), hlm.19 2 Th. van den End, Sumber-Sumber Zending tentang Sejarah Gereja Toraja 1901-1961, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (1994), hlm. 231Kurangnya tenaga Pelayan (SDM) masih menjadi fenomena dalam Gereja Toraja sekarang ini. Dimana masih ada gereja-gereja yang belum memiliki tenaga pelayan yang memadai. Fenomena ketiadaan pendeta ini terjadi dipelbagai Gereja Toraja, salah satunya adalah di Gereja Toraja (klasis Sesean) yang terdiri dari 17 gereja dewasa tetapi hanya memiliki 6 pendeta dalam satu klasis. 4 Padahal idealnya adalah gereja yang sudah mandiri (didewasakan) harus memiliki seorang pemimpin minimal satu orang yang dapat dipercaya untuk memegang jabatan kependetaan. Karena dalam kehidupan bergereja sendiri ada tiga jabatan sebagai struktur dasar gereja yaitu: pendeta, penatua dan diaken yang dijadikan sebagai pusat tata jemaat. Dari ketiga jabatan ini yang belum dapat dipenuhi oleh sebagian Gereja Toraja khususnya di daerah pedesaan adalah jabatan seorang pendeta. 5Ketiadaan jabatan seorang pendeta dalam satu gereja akan menimbulkan masalah dalam struktur gereja. Masalah struktur gereja yang tidak lengkap karena ketiadaan pendeta ini belum dapat teratasi dengan baik. Padahal gereja merupakan salah satu tempat yang sangat penting untuk membina dan membimbing pertumbuhan iman jemaat. Dalam pembinaan dan pembimbingan kepada jemaat, peran seorang pendeta dalam keterpanggilannya untuk melaksanakan fungsifungsi pastoralnya sangat diperlukan. Fungsi-fungsi ini sudah termasuk memimpin kebaktian, berkhotbah, melayani sakramen, melayani kelompok dan individu-individu serta sebagai perwakilan Allah dalam jemaat. Maka dari itu Peranan pendeta dipelbagai gereja tentu sangat berharga karena selain sebagai pelayan firman, juga berperan sebagai penilik di gereja tempat dimana pendeta tersebut melayani.Saat ini peranan pendeta di Gereja Toraja sangat diperlukan melihat kondisi keimanan warga jemaat banyak mengalami kemerosotan. Kemerosotan ini dapat dilihat dari perilaku warga jemaat yang banyak terseret ke dalam arus negatif globalisasi dan modernisasi seperti terlibat narkoba, premanisme dan sex bebas dikalangan generasi muda, berbagai bentuk perjudian dan foya-foya, kurang berempati terhadap kondisi masyarakat yang berkembang di sekelilingnya. 6 Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Toraja ini bukan hanya karena pengaruh negatif globalisasi dan modernisme tetapi pengaruh dari budaya dan adat-istiadat yang harus4 5Laporan badan pekerja sidang sinode AM XXII Gereja Toraja, (2006), hlm. 156 Laporan badan pekerja sidang sinode AM XXII Gereja Toraja, (2006), hlm. 152-159 6 Laporan badan pekerja sidang sinode AM XXII Gereja Toraja, (2006), bidang materidilestarikan oleh orang-orang Toraja secara turun temurun. Karena sebelum adanya globalisasi dan modernisme, masyarakat Toraja sudah mengenal dan melakukan berbagai bentuk perjudian dan foya-foya (pemborosan) yang merupakan bagian dari proses adat. Kondisi jemaat yang demikan sangat membutuhkan sosok pendeta yang bisa membina, menggembalakan dan menyadarkan mereka.Menurut Calvin gereja merupakan mata rantai penghubung antara orang-orang percaya dan Kristus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayan-pelayan yang sudah diberikan Anugerah (kharisma) untuk melayani. Calvin mencoba menjelaskan tugas gereja yang sesungguhnya dengan mengatakan bahwa Allah menetapkan pelayan-pelayan, melalui para pelayan gerejawi, Allah yang memerintah gereja-Nya. Dalam hal penugasan bagi orang-orang yang dipercaya untuk memegang jabatan gerejawi diantaranya pendeta, penatua dan diaken, diharapkan mampu menjalankan perannya masing-masing, bertanggung jawab dengan keteraturan gereja dan menjaga persekutuan gereja agar tidak terpecah. Dengan tidak bermaksud mengecilkan peranan dari jabatan penatua dan diaken, peranan pendeta dalam jemaat sangat penting dan berharga dalam pengembangan spiritual jemaat. Oleh karena itu pendeta yang sudah memiliki kharisma dalam jemaat ditugaskan untuk mengajar, memimpin, menggembalakan dan membina jemaat, demi untuk keteraturan dan ketertiban dalam pelayanan gerejawi. Adanya pemisahan jabatan dalam gereja karena setiap orang diberikan oleh Allah karunia (kharisma) untuk melayani. 7 Calvin juga memiliki pendapat yang demikian dengan mengatakan bahwa adalah tugas setiap orang untuk melayani Allah dengan sepenuh hati dan melakukan pekerjaannya di bidang yang Allah telah menempatkannya. 8Fenomena ketiadaan pendeta di 11 gereja dari 17 gereja yang terdapat di klasis Sesean, membuat pendeta-pendeta yang berada di klasis Sesean berusaha mengatasinya dengan membagi wilayah pelayanan dengan 6 orang pendeta yang melayani didaerah tersebut. Jadi ada sebagian gereja yang hanya mendapat kunjungan pendeta bila ada hari-hari besar gereja atau tugas kotbah. Padahal sesungguhnya jabatan pendeta bukan hanya hadir dalam gereja pada hari-hari tertentu78Andar Ismail, Awam dan Pendeta Mitra Membina Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (2003), hlm. 7 Andar Ismail, Awam dan Pendeta Mitra Membina Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (2003), hlm. 13saja tetapi tugas pendeta Gereja Toraja adalah seperti yang ditetapkan dalam tata gereja Toraja pasal 13 yaitu: 9Melayani pemberitaan firman Tuhan. Melayani sakramen, melayani katekisasi, meneguhkan pejabatpejabat khusus, meneguhkan dan melaksanakan pemberkatan nikah anggota-anggota jemaat, bersamasama dengan penatua dan syamas memelihara, melayani dan memerintah/memimpin jemaat berdasarkan firman Tuhan serta menjalankan disiplin gerejawi, memberitakan injil ke dalam dan ke luar jemaat, mengunjungi anggota jemaat, memegang teguh rahasia jabatan.Tata gereja yang dibuat ini dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan bergereja dan para pelayan khususnya pendeta dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dengan jelas. Melihat tata gereja di atas, dengan jelas menyatakan bahwa tugas dari pendeta bukan hanya melayani khotbah dan sakramen tetapi pendeta diharapkan dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan warga jemaat. Tata gereja yang sudah ada ini akan menjadi pedoman bagi pendeta ketika berada di gereja untuk melaksanakan tugas pelayanannya.Kehadiran seorang pendeta akan sangat mendukung aktivitas kerohanian warga jemaat karena selain menyampaikan firman Tuhan, pendeta juga dapat mengkomunikasikan injil lewat pembinaan spiritual warga jemaat. Pendeta harus memiliki kualitas pelayanan yang baik, memiliki jiwa kepekaan yang tinggi dalam melihat kebutuhan-kebutuhan rohaniah warga jemaat. Dalam melaksanakan tugas kependetaannya, pendeta tersebut akan menghadapi segala bentuk ragam kebutuhan pastoral. Selain itu pendeta juga dibutuhkan untuk memimpin dan membantu warga jemaat dalam usaha mengorganisir suatu hidup gerejawi yang mandiri.9Tata Gereja Toraja pasal 13