PEMAKNAAN TARIAN BALI DALAM IBADAH DI GKPB PNIEL BLIMBINGSARI (Sebuah Tinjauan Teologis Terhadap Tarian Bali dalam Ibadah di GKPB "Pniel" Blimbingsari sebagai upaya kontekstualisasi gereja)
Main Author: | NI LUH YUNI AMBARAWATI |
---|---|
Other Authors: | JUSAK TRIDARMANTO, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2007
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- ABSTRAKSIMustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun di sisi lain seni juga menjadi suatu alat untuk tujuan lain, yaitu sebagai sarana agama dalam rangka propaganda, sombolisme dan tujuan lainnya.1 Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa kesenian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam mengekspresikan dirinya sebagai wujud penghormatan kepada Yang Maha Kuasa atau sebagai ciri khas suatu komunitas tertentu. Indonesia terkenal dengan keberagaman kesenian yang banyak menarik minat para wisatawan baik domestik maupun asing, salah satunya adalah pulau Bali. Bali sering dikenal dengan sebutan Pulau Dewata, karena mayoritas dan penduduk aslinya memeluk agama Hindu yang percaya akan adanya dewa-dewa dan terkenal dengan keindahan alam dan tempat-tempat wisata yang banyak mendatangkan pengunjung dari dalam dan luar negeri. Bali banyak menyimpan kekayaan kesenian daerah yang menjadi salah satu dari banyak kebudayaan yang ada dalam masyarakat Bali. Kesenian yang berkaitan dengan keagamaan merupakan wujud penghormatan dan pengabdian umatnya kepada Sang Pencipta dan penghormatan pada leluhur. Mereka mengeksploitasikan seluruh cipta, rasa dan karsanya dengan berbagai cara tanpa meninggalkan kaidah-kaidah keagamaan. Kesenian Bali memang dapat terwujud dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah tarian. Di Bali tarian merupakan salah satu kesenian yang melekat dengan kuat dalam masyarakat. Ada banyak faktor yang menyebabkan bagaimana tarian diciptakan dalam berbagai etnik. Diantaranya adalah, karena alasan agama (tari persembahan), ekonomi (komersial, memenuhi selera pasar), desakan orang lain (pesanan), pengabdian masyarakat, karir (ciptaan professional), dan sebagainya.2 Jadi tari Bali memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Bali baik dari segi spiritualitas maupun kehidupan sehari-hari. Kesenian tersebut sering dipentaskan dalam upacara-upacara sakral keagamaan khususnya dalam agama Hindu Dharma Bali, acara-acara khusus, dan dalam pesta kesenian Bali dan sesuai dengan perkembangan zaman. Terkait dengan hal itu, bagaimanakah sebenarnya pemahaman orang Bali tentang Kesenian khususnya tarian Bali Koentjaraningrat berpendapat bahwa salah satu wujud kebudayaan adalah benda-benda hasil karya manusia.3 Wujud dari kebudayaan itulah yang akhirnya lambat laun menjadi kebiasaan, dan menjadi pola perilaku dan pola pikir masyarakat. Seni tari juga merupakan hasil karya manusia yang diekspresikan melalui gerakan-gerakan tubuh. Hal itulah yang membuat tarian sangat melekat dan menjadi kebudayaan dalam kehidupan masyarakat Bali. Bagi masyarakat Bali, kesenian khususnya tarian merupakan bagian dari kehidupan, karena sangat sulit untuk dipisahkan. Dari waktu ke waktu tarian Bali banyak mengalami perubahan dan perkembangan sesuai kemajuan zaman. Memang pada masa kini jenis seni tari Bali juga semakin beragam. Hal itu disebabkan karena perkembangan seni dari masa ke masa dan masuknya banyak budaya dari luar. Kedatangan para wisatawan baik domestik, maupun mancanegara yang bertambah banyak ke Bali juga membawa perubahan terhadap kesenian Bali. Banyak seniman Bali yang berusaha untuk mengubah komposisi kesenian dari nilai sakral menjadi seni pertunjukan secara artistik. Di mana biasanya pementasan tarian harus mengikuti perhitungan kalender Bali, namun kemudian disesuaikan dan tergantung dari pesanan para wisatawan. Selain itu banyak juga munculnya kesenian imitasi yaitu peniruan banyak barang-barang atau simbol-simbol sakral yang diperjual belikan untuk menarik minat wisatawan asing.4 Tarian Bali yang dulunya hanya dipentaskan dalam ritual dalam Pura bagi umat Hindu Dharma, kini semua tarian Bali dapat dinikmati oleh semua orang, dan dimanapun juga. Bahkan di luar daerah Bali juga, tarian dapat dipentaskan. Dengan demikian seni tari yang merupakan salah satu kebudayaan Balikini tidak hanya dapat dinikmati atau dimainkan oleh umat Hindu Dharma Bali saja, misalnya tari Bali juga sering dipentaskan dalam ibadah gereja Kristen yang ada di Bali.