PENDAMPINGAN PASTORAL KEPADA INJECTING DRUGS USER YANG TERINFEKSI HIV/AIDS
Main Author: | GATOT KRISTANTO |
---|---|
Other Authors: | HENDRI WIJAYATSIH, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2008
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh kepada tingkat yang paling rendah hal ini disebabkan oleh suatu virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus ini pertamadiidentifikasikan oleh seseorang yang bernama Luc Montainer di Institut Pasteur, Paris pada tahun 1983. Karakteristik virus ini sendiri baru diketahui oleh Robert Gallo dan Jay Levi di Amerika Serikat pada tahun 1984 1 . Kasus pertama yang pernah dilaporkan terdapat di Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dalam kurun waktu 10 tahun penularannya telah menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia sendiri kasus pertama yang pernah dilaporkan pada tahun 1987 di Bali dari seorang turis, dan diperkirakan penderita HIV/AIDS mencapai angka 90.000 130.000 pada tahun 2005.Dari penularannya seperti yang sudah diketahui bahwa virus ini bisa masuk ketubuh manusia melalui 2 :Darah. Air mani ( cairan, berbeda dengan sperma ). Cairan Vagina. Air susu ibu ( ASI ).Kegiatan yang dapat menularkan HIV adalah 3 :Hubungan seks tidak aman / tanpa kondom baik itu vaginal intercourse, anal sex ataupun oral sex. Air mani, air urin, atau darah yang sudah terinfeksi yang mengenai luka pada tubuh seseorang. Penggunaan jarum suntik / tindik / tato dengan menggunakan peralatan yang tidak steril dan bergantian. Tindakan medis yang memakai peralatan yang tidak steril, misalnya; peralatan dokter gigi. Penerimaan transfusi darah yang mengandung HIV. Seorang IBU yang terinfeksi virus HIV positif kepada bayinya, baik itu waktu dalam kandungan, ketika melahirkan atau menyusui. Menggunakan kondom bekas, atau menggunakan alat alat sex secara bergantian seperti dildo ataupun yang lainnya dengan orang yang terinfeksi.1Nasronudin, HIV & AIDS PendekatanBiologiMolekuler, Klinis, dan Sosial, Airlangga University Press, Surabaya, 2007, hlm.1. 2 Chris W. Green, HIV &TB, Yayasan Spiritia, Jakarta, 2007, hlm 6. 3 Donald E. Messer Donald E. Messer, Breaking The Conspiracy of Silence Christian Churches and The Global AIDS Crisis, Fortess Press, Minneapolis, 2004, hlm.168.Sejak tahun 1999 di Indonesia ditemukan adanya suatu fenomena baru dari penularan virus ini, dimana mulai terdeteksinya adanya infeksi hiv pada para pengguna narkoba intravena / IDU ( Injecting Drug User ). Bahkan penularan pada kelompok IDU itu sendiri berkembang dengan pesat, contohnya saja dari sampling darah yang diambil pada tahun 1999 dari pasien yang dirawat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta terdapat 18 % yang terinfeksi HIV, pada tahun 2000 menjadi 40 %, dan pada tahun 2001 menjadi 48 %. Hal ini akan lebih mengejutkan lagi bila dilihat dilapangan 4 .Melihat kepada jumlah penderita HIV/ADS untuk tahun 2007 yang telah memasuki angka 15.000 orang lebih pada bulan Juni yang tercatat di RSKO. Faktor penularannya dapat dilihat pengguna obat obatan terlarang intraverna mempunyai angka yang tertinggi sebagai salah satu media penularan virus ini yaitu sekitar 4700 orang untuk semua wilayah di Indonesia pada tahun 2007 hingga bulan Juni, seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini 5 ;No1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 164 5Provinsi/Province DKI Jakarta Papua Jawa Barat/West Java Jawa Timur/East Java Bali Kalimantan Barat/West Kalimantan Sumatera Utara/North Sumatra Jawa Tengah/Central Java Kepulauan Riau/Riau Archipelago Maluku/Moluccas Sulawesi Selatan/South Sulawesi Sulawesi Utara/North Sulawesi Lampung Sumatera Selatan/South Sumatra Yogyakarta RiauAIDS 2713 1244 1226 985 560 553 413 338 226 147 143 124 122 121 102 100AIDS/ IDU 1951 4 1003 531 163 106 188 102 22 59 91 27 96 69 61 17Mati/ Deaths 428 234 196 291 99 106 77 154 100 59 62 45 37 28 15 41http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/des/2005/pms02.htm http://www.aids-ina.org/files/datakasus/jun2007.pdf ( tanggal download 21 november 2007 ).17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33Sumatera Barat/West Sumatra Jambi NTT/East Nusa Tenggara NTB/West Nusa Tenggara Bangka-Belitung Irian Jaya Barat/West Irian Jaya Banten Bengkulu Kalimantan Selatan/South Kalimantan Kalimantan Timur/East Kalimantan NAD/Aceh Maluku Utara/North Moluccas Sulawesi Tenggara/SE Sulawesi Gorontalo Kalimantan Tengah/Central Kalimantan Sulawesi Tengah/Central Sulawesi Sulawesi Barat/West Sulawesi Jumlah/ Total92 90 80 69 65 58 43 23 15 10 9 6 4 3 3 2 0 968973 55 10 33 19 5 39 15 7 4 1 2 1 2 1 1 0 475836 92 14 20 4 0 11 6 6 8 3 4 1 1 2 1 0 2118Berangkat dari tabel di atas maka dapat kita lihat dari seluruh propinsi di Indonesia 98% nya terdapat penderita HIV/AIDS dan hampir 50% penderita HIV/AIDS ini adalah pengguna obat obatan terlarang. Tabel Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Resiko/ Cumulative AIDS Cases by Mode of Transmission. 6 Faktor Risiko/Mode of Transmission Heteroseksual/Heterosexual Homo-Biseksual/Homo-Bisexual IDU Transfusi Darah/Blood Transfusion Transmisi Perinatal/Perinatal Trans. Tak Diketahui/Unknown AIDS 4079 397 4758 10 155 2916s.c.n. no. 5Berangkat dari data-data ini, maka penyusun melihat akan adanya perbedaan yang mendalam antara ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dengan IDU ODHA (Intravernous Drug User/pengguna jarum suntik). Dimana perbedaan ini secara kasat mata bisa dilihat dari aspek virus yang sudah ada di dalam tubuh pengguna dan pengguna juga harus menghadapi ketergantungan terhadap obatobatan terlarang. ODHA itu sendiri juga mempunyai permasalahan yang cukup rumit dalam kehidupannya, salah satunya stigma yang masih berkembang di masyarakat yang mempunyai tendensi untuk memojokan ODHA dari keberadaannya di masyarakat.Hal yang cukup menarik bagi penyusun untuk melihat kedalam relung hati para IDU ODHA yang sudah tidak aktif lagi dan harus menerima suatu vonis bahwa mereka terinfeksi oleh virus HIV dan kematian akan sebentar lagi menjemput mereka, yang menjadi pertanyaan yang mendasar adalah apakah yang memotivasi para IDU ODHA yang sudah tidak aktif lagi tetap tidak menggunakan obat-obatan terlarang? Di lain pihak IDU ODHA ini harus tetap berhadapan dengan sugesti dan sakaw (sakit akibat putaw) sebagai salah satu dampak dari gejala putus obat (GPO). IDU ODHA juga harus spritual sebagai konsekuensi menjadi seorang pecandu 7 . menghadapi dampak-dampak yangberkaitan dengan dampak fisik, dampak psikologi, dampak emosional, dan dan dampakSangat disayangkan keprihatinan gereja-gereja saat ini, hanya sebatas kepada adanya tindakan-tindakan yang tidak begitu signifikan yang mengarah kepada penanggulangan fenomena ini. Berdasarkan wawancara penyusun dengan salah satu konselor yang bekerja bagi Yayasan Pelita Ilmu, mengatakan bahwa keaktifan gereja-gereja sudah ada dalam masa sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari inisiatif dari gereja-gereja di Indonesia yang mengadakan kerja sama dengan Badan Narkotikan Nasional ( BNN ) untuk menanggulangi permasalahan narkoba dan HIV/AIDS. Melihat kepada intensitas kegiatanya cukup tinggi dalam memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelayan-pelayan gereja dalam menanggulangi masalah ini. Dilain pihak tidak menutup kemungkinan juga, jika adanya suatu tendensi dimana gereja seakan-akan menutup mata terhadap hal-hal yang berkaitan dengan virus ini. Mungkin saja hal ini disebabkan suatu stigma yang sudah terbentuk didalam masyarakat7http://www.yakita.or.id/new_page_7.htmglobal bahwa HIV/AIDS dikategorikan sebagai penyakit kotor atau semacam kutukan Tuhan bagi orang orang yang hidup dalam dosa 8 .8s.c.n 3, hlm.1-2