Tinjauan Teologis Terhadap JPCC Dalam Kultural Postmodern
Main Author: | JACOB SIAGIAN |
---|---|
Other Authors: | JAKUB SANTOJA, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2006
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- ABSTRAKSISejarah peradaban kehidupan manusia terus berubah, setiap perubahan peradaban disertai dengan benturanbenturan ideologi, politik, budaya dan sosio-ekonomi. Oleh sebab itu setiap perubahan peradaban menghasilkan wacana baru atau pandangan baru dari keadaan sebelumnya. wacana baru tersebut menjadi ranah bagi pelegimitasian suatu indetitas yang dilabelkan pada suatu peradaban yang baru. Wacana yang dihasilkan dari suatu perubahan dapat saja berupa kritik, pemodifikasian atau mereduksi dari apa yang ada sebelumnya. Terkadang kita sulit mengatakan mana yang baru atau yang usang, hal ini disebabkan banyaknya tesistesis yang timbul dari setiap perubahan dan tidak pernah sama. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak pernah ada yang kekal dalam setiap perubahan, yang kekal itu hanyalah perubahan itu sendiri. Sebagai peserta yang terlibat aktif dalam perjalanan sejarah peradaban, menjadi tanggung jawab setiap kita untuk merefleksikan dengan kritis perubahan yang sedang terjadi secara akal sehat. Sikap kritis tadi dapat membawa kita kedalam proses berpikir yang matang untuk mengetahui posisi eksitensi kita dalam perubahan sejarah. Dunia kita sedang mengalami perubahan begitu cepatnya, sehingga sebagian besar dari kita mungkin tidak menduga, bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama kita sesungguhnya sudah berada di dunia yang lain, maksudnya dunia yang memiliki ciriciri yang berbeda dari keadaan sebelumnya. Kita telah meninggalkan abad 20 menuju abad 21, sebagai tanda yang menyertai perubahan zaman adalah kemajuan teknologi informasi. Dapat kita simpulkan abad ini sudah meninggalkan era industrialisasi (zaman kebangkitan industri) yang sangat kuat menjadi indentitas akhir abad 19 dan abad 20, menuju ke sebuah era yang di kenal dengan Post-industrialisasi (zaman melampaui zaman industri), walaupun demikian sektor industri tidak pernah ditinggalkan. Lahirnya zaman industrialisasi diidentikkan dengan perkembangan modernisme1 pada abad 20. Pertanyaan yang timbul apakah kemajuan teknologi informasi merupakan produk dari modernisme? Dengan kesederhanaan berpikir, kita dapat saja dengan buruburu menjawab, ya. Maksud penulis adalah kita tidak dapat langsung begitu saja mengatakan bahwa kemajuan teknologi informasi adalah produk atau anak zaman modern. Hal ini disebabkan prinsip-prinsip yang ada dalam modernisme seperti humanisme yang inidividualistis, rasionalisme, universalisme, realisme2, idealisme, absolutisme sampai pada eksklusivisme, terlihat tidak begitu menjadi tema-tema yang penting dan berpengaruh lagi bahkan mendapat pertentangan yang kuat oleh zaman baru ini. Lantas label apa yang dapat kita berikan kepada zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi ini? Suatu terminologi baru lahir dari ahliahli filsafat, seni, sosiologi dan budaya kontemporer, mereka menyebutnya zaman ini adalah zaman Post-Modern. Melihat akar katanya postmodern memiliki arti Post (Inggris) = sesudah, melampaui, setelah, yang sudah terlewati atau berlalu, dan arti kata Modern = suatu zaman yang ditandai dengan penerimaan otoritas sains dan penolakan segala asumsiasumsi abad pertengahan yang ditandai keberkuasaan institusi agama beserta segenap substansinya3. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa postmodern adalah zaman berakhirnya era modern beserta asumsiasumsinya (rasionalisme, obyektif, universal, metafisika)4. Istilah postmodern semakin marak diperdebatkan dikalangan intelektual dan budayawan. Walau bukan sesuatu isu yang baru, postmodern menjadi suatu isu yang semakin hangat dibicarakan khususnya bagi kaum terpelajar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya literatur-literatur yang bertemakan postmodern di toko- toko buku, ulasanulasan analisa budaya, agama, ekonomi, politik dan sosial di suratsurat kabar, media elektronik sampai pada diskusidiskusi mahasiswa di kelas-kelas khususnya jurusan sastra, studi agama, filsafat, seni, sosial dan budaya. Perkembangan pengaruh wacana postmodern telah merambah ke segala aspek kehidupanmasyarakat. Walaupun wacana postmodern mengalami banyak perlawanan oleh tesistesis yang mempertentangkannya, postmodern telah menjadi fenomena kebudayaan di era informasi dan globalisasi ini. Selain itu postmodern telah menjadi pokok pembicaraan di kalangan masyarakat kita, maka ada suatu nada ejekan bagi orangorang yang dianggap ketinggalan zaman oleh komunitasnya seperti ah ngak posmo . Fenomena postmodern inilah yang menjadi ketertarikan penyusun untuk menelaah lebih dalam dan menyeluruh mengenai wacana postmodern, yang menawarkan kerangka berpikir baru, yang problematis bagi pentas intelektual abad ini. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak penyusun, budaya apakah yang timbul sebagai kosekuensi dari segenap tesis postmodern? Dan bagaimana kehidupan kekristenan atau bergereja di zaman postmodern ini? Apakah Tuhan masih dihayati seperti dulu atau penghayatan akan Tuhan mengalami pergeseran? Bentuk ibadah apa yang dihasilkan oleh budaya postmodern?