Konflik internal di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) serta usaha perdamaian yang pernah ditempuh (1996-1999) (Suatu tinjauan Historis Teologis)
Main Author: | SAMUEL REINHARD P. ARITONANG |
---|---|
Other Authors: | PAULUS SUGENG WIDJAJA, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2005
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Bab IPENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian dari Tubuh Kristus tentunya gereja selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi anggota jemaat, dalam hal ini tanggung jawab dan pelayanan gereja itu sendiri. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri dan wajar apabila GKPI dan gereja-gereja lainnya dalam kehidupannya pasti akan mengalami pergumulan-pergumulan ataupun hambatanhambatan apapun itu bentuknya, baik dari dalam maupun dari luar gereja itu sendiri.Pada dasarnya GKPI mempunyai tugas yang sama dengan gereja-gereja lain, yaitu untuk mengemban dan mewujudkan misi Yesus Kristus didalam pengutusannya. Dalam rangka memenuhi tugas panggilan tersebut, tentunya GKPI akan mengalami benturan-benturan. Salah satu dari benturan-benturan yang dimaksud adalah timbulnya perpecahan dalam tubuh GKPI sendiri, dimana perpecahan itu secara tidak langsung akan menjadi hambatan dalam melaksanakan tugas dan panggilan gereja.Konflik dalam tubuh GKPI (1996-1999) memang sangat mengejutkan dan menyentuh hati seluruh warga jemaat GKPI pada khususnya dan orang Kristen pada umumnya. Di satu sisi, gereja seharusnya tidak sampai jatuh kepada konflik yang sampai menyebabkan perpecahan, apalagi itu terjadi didalam (intern) gereja itu sendiri. Akan tetapi disisi lain, konflik tersebut mengingatkan dan menyadarkan gereja akan tugas dan panggilannya ditengah-tengah masyarakat yang majemuk. Sehingga dalam hal ini, GKPI secara khusus dan gereja pada umumnya senantiasa berupaya untuk memperbaharui diri agar semakin mampu untuk mengemban misi sebagai gereja yang berjuang didalam dunia untukmengemban Injil Yesus Kristus, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tata gereja GKPI1.Gereja adalah Tubuh Kristus yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, baik itu kesatuan sesama anggota jemaat (1 Korintus 12:12), dan kesatuan jemaat dengan Yesus Kristus (Efesus 1:22 ; Kolose 1:18)2. Karena sebenarnya didalam Kristus telah berakhir atau tidak dijumpai segala perbedaan yang memisahkan dan ikatan yang membelenggu. Sehingga kesatuan gereja sebagai Tubuh Kristus selain mengatasi kepelbagaian, juga merupakan penampakan dari tubuh Kristus.Satu hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa kesatuan dan persekutuan gereja adalah bukan hasil olahan manusia, bukan ciptaan anggota jemaat itu sendiri, bukanlah milik pribadi atau golongan tertentu, bukan milik negara atau penguasa, akan tetapi gereja adalah milik Allah yang memanggil dan mengumpulkan umatNya.1 2Pasal II tata gereja GKPI terkait dengan pengakuan dan tujuan T.D.Becker, Pedoman Dogmatik, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm.17