MEMPROYEKSIKAN TEOLOGI GKI JABAR YANG KONTEKSTUAL BERDASARKAN WARISAN-WARISAN TEOLOGI/KARAKTER TEOLOGIS DAN KONTEKS PERMASALAHAN YANG HIDUP DALAM GKI JABAR

Main Author: TOBY ADHITYAS KEVA
Other Authors: CHRISTOPHORUS THOEKOEL HARTONO,
Format: Bachelors
Terbitan: SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta , 2005
Subjects:
Daftar Isi:
  • Bab I PendahuluanA. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah. Teologi macam apakah yang sebenarnya dimiliki dan perlu dikembangkan di dalam GKI Jabar?! Pertanyaan semacam ini seringkali muncul di tengah banyak warga jemaat GKI Jabar sebagai wujud dari kebingungan mereka terhadap teologi GKI Jabar yang dapat mereka jadikan sebagai pegangan. Dalam beberapa percakapan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa pasca-sarjana sebuah sekolah tinggi teologi di Indonesia dengan beberapa aktivis jemaat dari Komisi Pemuda dan Anak di sebuah jemaat GKI Jabar, jawaban yang seringkali keluar atas pertanyaan, Apa yang kamu rasakan sebagai kelemahan/kekurangan dari GKI Jabar? adalah, Ajaran GKI Jabar tidak jelas atau kurang jelas.1 Bahkan, lebih buruk lagi, ada beberapa warga jemaat (bahkan, pendeta jemaat) yang mengatakan bahwa GKI Jabar tidak mempunya teologi!2 Begitupula, laporan Konven Pengerja IX GKI Jabar pada tahun 1981 menyebutkan bahwa: GKI Jabar belum pernah merumuskan ajaran bakunya demi misinya selaku Gereja sesuai dengan hakekat dan wujud panggilan dan tugas GKI Jabar. Yang ada dan hidup di dalamnya adalah kepelbagaian ajaran yang tersirat; di mana di satu pihak mempunyai segi positif, tetapi di pihak lain negatif. Segi negatifnya ialah terdapat ketidak-jelasan yang disebut ajaran GKI Jabar secara resmi di mana hal ini sangat membingungkan anggotanya.3 Demikianlah, sebagaimana nampak dalam uraian di atas, muncul banyak kebingungan di antara warga jemaat GKI Jabar sebagai akibat dari tidak jelasnya (atau, bahkan mungkin, tiadanya) ajaran baku GKI Jabar yang dapat mereka pegang. Hal inilah yang menjadi masalah yang melatarbelakangi pembahasan di dalam skripsi ini.A.2. Rumusan Masalah.1Nur Wahjuni Kristiadji, Makna dan Peranan Pengakuan Iman dalam Gereja Masa Kini-Suatu kajian terhadap makna dan peranan Pegangan Ajaran Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat di tengah Pluralitas Ajaran, sebuah tesis yang ditujukan kepada program Pasca Sarjana Fakultas Teologi, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Jogja (1994), h. 98. 2 Adji A. Sutama, Teologi Misi GKI SW Jabar, sebuah proyek penelitian Komisi Pengkajian Teologi GKI SW Jabar, Desember 2002-Desember 2003, h. 113. 3 B. A. Abednego, Sekapur Sirih Seputar Sinode Am GKI, tanpa keterangan penerbit dan tahun, h. 61.Laporan Konven Pengerja IX GKI Jabar di atas menyebutkan pula bahwa dirasa sangat perlu GKI Jabar untuk merumuskan ajaran bakunya secara sangat jelas; sehingga dapat dipegang dan dihayati oleh anggotanya serta di dalam tugas pengajaran kepada sesamanya.4 Demikianlah, telah menjadi sebuah kebutuhan bagi GKI Jabar untuk, di masa yang akan datang, merumuskan sebuah ajaran iman yang baku: sebuah teologi yang khas GKI Jabar; sebuah teologi yang dapat menjadi pegangan bagi para warga jemaatnya sekaligus yang mampu menanggapi pergumulan khas yang ada dalam GKI Jabar. Dengan demikian, berdasarkan uraian-uraian di atas, rumusan permasalahan di dalam skripsi ini adalah: bagaimanakah kiranya bentuk teologi yang perlu dan dapat dikembangkan di dalam tubuh GKI Jabar kelak; bagaimanakah kiranya bentuk teologi yang dapat menjadi pegangan bagi warga jemaat GKI Jabar kelak?B. A. Abednego , Teologi yang Ada dalam Tubuh GKI SW Jabar: Dulu dan Sekarang, dalam Penuntun Vol. 1, No. 1, Oktober-Desember (1994), h. 61.4