KETERLIBATAN GEREJA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN EKONOMI JEMAAT di GPIB PETRA LAMPUNG

Main Author: ENDRAWATI
Other Authors: ROBERT SETIO,
Format: Bachelors
Terbitan: SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta , 2006
Subjects:
Daftar Isi:
  • ABSTRAKGereja merupakan lembaga keagamaan yang ada dalam dunia ini. Sebagai sebuah lembaga keagamaan tentunya gereja juga membutuhkan dana untuk mendukung kelancaran segala aktifitas pelayanannya seperti ibadah hari minggu, pelayanan kategorial, Pemahaman Alkitab, katekisasi dan pelayanan dibidang lainnya. Gereja juga membutuhkan sarana pendukung guna memperlancar kegiatan pelayanannya seperti bangunan fisik, administrasi surat menyurat gereja, bahkan jenis pengeluaran gereja lainnya yang harus ditanggung oleh gereja. Untuk dapat terlaksananya semua sarana pendukung tersebut tentunya membutuhkan dana yang juga menjadi beban pengeluaran gereja. Demikian juga dengan warga jemaat membutuhkan sarana untuk dapat hidup dalam dunia ini, seperti berinteraksi dengan orang lain, kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Untuk mendapatkan semuanya itu jemaat membutuhkan dana. Selain warga jemaat memerlukan dana untuk mencukupi kebutuhan sehariharinya, warga jemaat juga membutuhkan dana ketika mereka menjadi anggota dalam sebuah lembaga keagamaan yaitu gereja. Sehingga jenis pengeluaran warga jemaat tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari akan tetapi juga kebutuhankebutuhan gereja. Seluruh dana yang diperlukan jemaat guna mencukupi kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan gereja diperoleh dari penghasilan mereka. Jika keadaan perekonomian jemaat baik, dalam artian bahwa penghasilan jemaat dapat mencukupi seluruh kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan gereja tidaklah menjadi persoalan. Akan tetapi bagaimana jika penghasilan keluarga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan juga untuk kebutuhan gereja, ini merupakan persoalan sulit yang dihadapi oleh warga. Disatu sisi mereka harus mencukupi kebutuhan sehari-hari tetapi disisi yang lain mereka juga membutuhkan dana untuk keperluan gereja. Sebuah keprihatinan ketika penulis mendengar keluhan-keluhan warga jemaat ketika mereka diminta memberikan iuran-iuran untuk membantu warga jemaat lain yang sakit, iuran untuk membantu pembangunan gedung gereja, iuran untuk melaksanakan peringatan hari besar gereja. Terkadang ada jemaat yang tidak datang mengikuti perayaan hari besar gerejawi seperti hari Natal karena tidak mampu memberikan sumbangan yang seharusnya disetorkan kepada gereja. Keluhankeluhan lain juga berasal dari para pengurus gereja, ketika mereka diberi tugas untuk mengumpulkan bantuan keuangan dari warga jemaat untuk mencukupi kebutuhan gereja. Keluhan-keluhan tersebut menurut penulis adalah sesuatu yang sangat wajar jika kita melihat kondisi social ekonomi yang dimiliki oleh warga jemaat GPIB PETRA yaitu kelompok ekonomi menengah ke bawah. Situasi yang dilematis dimana disatu pihak jemaat harus memberikan persembahannya guna mencukupi atau membiayai dana kegiatan gereja karena gereja juga tidak mempunyai usaha guna mencukupi kebutuhan gereja, tetapi dilain pihak jemaat mengalami kesulitan ekonomi. Dalam kondisi kesulitan ekonomi yang dialami oleh warga jemaat, bukanlah tindakan yang tepat bagi gereja untuk hanya memikirkan bagimana cara memasukkan dana ke kasnya. Memang secara umum dana yang diperoleh gereja untuk mencukupi segala kebutuhan pelayanannya diperoleh dari persembahan jemaat atau pihak lain sebagai donatur. Akankah gerejamelakukan upaya guna mendorong jemaatnya untuk memberikan persembahan lebih banyak lagi dalam kondisi kesulitan ekonomi yang dialami oleh jemaat, ataukah gereja mencari solusi untuk membantu jemaat keluar dari kondisi sosial ekonominya. Dalam kondisi kesulitan ekonomi yang dialami oleh jemaat ini diharapkan gereja tidak tinggal diam, diharapkan gereja peka terhadap apa yang sedang dialami jemaatnya. Gereja tidak hanya menuntut warganya atau memberikan penyadaran-penyadaran atau dorongan-dorongan agar warga jemaat dapat memberikan persembahan lebih banyak lagi. Gereja diharapkan mampu melihat persoalan apa yang membuat warganya tidak mampu memberikan persembahan lebih, apakah karena kurangnya kesadaran warga jemaat tentang arti persembahan itu sendiri sehingga gereja perlu memberikan kotbahkotbah, PA atau kegiatan-kegiatan rohani lainya yang membuat warga jemaat menyadari arti memberikan persembahan. Atau apakah sudah ada kesadaran dalam diri jemaat untuk memberikan persembahannya akan tetapi karena kondisi sosial ekonomi mereka sehingga mereka tidak mampu untuk memberikan lebih banyak lagi untuk mencukupi kebutuhan gereja.