KEPUTUSAN MAJELIS GKJ SALATIGA TERHADAP PERKAWINAN ANTAR SEPUPU Tinjauan Etis Teologis Terhadap Keputusan Perkawinan Antar Sepupu di GKJ Salatiga

Main Author: ADI SETYO KRISTIANTO
Other Authors: CHRISTIAN SOETOPO,
Format: Bachelors
Terbitan: SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta , 2006
Subjects:
Daftar Isi:
  • ABSTRAKSIDidalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang membuat kita bingung karena kita kita harus memilih salah satu dari pilihan-pilihan tersebut. Sering kali pula pilihan-pilihan tersebut memiliki dasar-dasar yang kuat dan kelebihan masing-masing serta saling mengisi sehingga kita tidak bisa meninggalkan salah satu atau lebih pilihan-pilihan tersebut. Kita hidup dalam suatu masyarakat yang tersusun dari berbagai elemen yang membaur dan membentuk suatu tatanan kehidupan. Oleh karena itu untuk mengatur dan menyelaraskan kelangsungan hidup di masyarakat tersebut sangat dibutuhkan suatu lembaga yang dapat dijadikan patokan atau dasar pengaturan dalam masyarakat. Masyarakat di Indonesia memiliki dua pegangan hukum yang dianut, secara umum setiap orang Indonesia berada dibawah Undang-Undang Negara serta secara khusus mereka juga berpegang pada norma-norma dan etika yang berlaku dimana ia tinggal. Norma ialah patokan-patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong orang dalam mengambil keputusan yang benar1. Sedangkan Etika adalah sikap hati yang terungkap dalam tindakan lahiriah seseorang. Setiap tindakan lahiriah merupakan perwujudan dari sikap hati2. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, Gereja dipandang sebagai salah satu lembaga yang bisa menjadi contoh bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Secara khusus, sebagai lembaga spiritual, gereja diharapkan untuk bisa menjadi jembatan dalam menyelesaikan permasalahan dalam lingkup jemaatnya dengan tetap mengacu pada hukum negara, norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat dimana gereja tersebut berada. Gereja diharapkan untuk bisa memberikan sebuah keputusan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk mengambil suatu keputusan, gereja harus dapat bersikap netral terhadap semua dasar pertimbangan yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut, misalnya ada pertimbangan dari segi hukum negara dan aturan adat setempat. Karena Gereja berada dalam suatu wilayah yang memegang kedua hal itu, maka gereja harus menilai dengan adil keduanya. Yang menjadi masalah adalah ketika kedua pertimbangan itu memiliki perbedaan yang mendasar, sehingga gerejapun dituntut untuk mampu bersikap netral demi mendapatkan suatu keputusan. Yang perlu dilakukan oleh gereja dalam keadaan seperti ini adalah menilainya dengan menggunakan ilmu etika. Etika yang dimaksudkan disini adalah ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia secara individual maupun masyarakat. Etika berbicara tentang apa yang baik, benar dan tepat. Etika menganalisa dan meneliti serta merumuskan obyek studinya secara rasional sehingga manusia menemukan makna hakiki dari setiap tindakan dalam hidupnya3. Di dalam kehidupan kekristenan suatu proses pengambilan keputusan etis ialah proses pengambilan keputusan yang menuruti bimbingan Roh Kudus. Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis dapat dipakai sebagai petunjuk yang menolong kita untuk melihat batas-batas yang tidak boleh kita lampaui dalam perbuatan kita. Namun tidak jarang sebagai individu yang juga hidup di dalam suatu lingkungan masyarakat sering pandangan kita kepada Allah tertutup oleh segala macam peraturan peraturan di masyarakat. Bukan lagi keputusan yang menuruti kehendak Allah yang kita ambil, melainkan kita mengambil keputusan untuk diri kita sendiri4 Sering kali dalam pengambilan keputusan orang kristen lupa bahwa norma- norma yang ada hanyalah sebatas alat untuk membantu dalam mengerti kehendak Allah. Orang Kristen harus terbuka atas kejadian dan situasi yang terjadi pada kehidupan nyata5. Yang pada akhirnya menuntut orang kristen untuk berpikir dan bertindak realistis dalam menyikapi suatu keadaan mengingat tidak ada garis batas yang jelas dalam membagi perbuatan yang pasti baik atau perbuatan yang pasti jahat, karena baik dan jahat bergantung pada situasi yang sedang berlangsung. Mengingat ketidak pastian dan keraguan untuk menyikapi suatu permasalahan yang muncul dalam jemaat, gereja sebagai wadah orang Kristen diperlukan untuk membantu dan memberikan pertimbangan dalam penentuan pengambilan keputusan. Demikian jugaGKJ6 yang tumbuh dan berkembang didalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa yang masih berpegang teguh pada norma dan etika, tidak luput dari berbagai macam permasalahan yang menuntut pertimbangan dari berbagai macam dasar pemikiran untuk mengambil suatu keputusan. Banyak masalah yang timbul dalam kehidupan jemaat yang harus diselesaikan dengan pertimbangan etis. Salah satu permasalahan yang sangat membutuhkan pengambilan keputusan etis adalah perkawinan antar sepupu.