Interpretasi atas Praktek Pelaksanaan Ritual Rambu Solo oleh Warga Gereja Toraja Sebuah Evaluasi Teologis - Kontekstual
Main Author: | MERRY RUMONDANG MALAU |
---|---|
Other Authors: | ROBERT SETIO, |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
, 2006
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- ii ABSTRAK Fenomena upacara Rambu Solo yang dipraktekkan warga Gereja Toraja sampai saat ini seperti gunung es dengan tampakan permukaan sebatas upacara adat semata tapi memendam persoalan yang cukup kompleks mengenai adat dan agama. Untuk itu dengan sebuah latar belakang kesadaran bahwa nilai lokal merupakan poin penting yang perlu diberi perhatian karena mempunyai pengaruh bagi anggota jemaatnya dalam hal peranan yang dimainkan adat sebagai identitas diri, menjadikan persoalan ini pergumulan panjang Gereja Toraja dalam usahanya terus mengkaji tindakan yang tepat menghadapi dan menempatkan adat.Pergumulan kontektualisasi Gereja Toraja tersebut membawa penulis dalam suatu penelitian yang beranjak dari praktek Rambu Solo oleh warga jemaat sebagai titik awal penelusuran dalam suatu analisis historis sosiologis yang dilanjutkan dengan interpretasi serta evaluasi atas ritus tersebut. Penelitian tersebut bertujuan menemukan ide dasar yang menjadi paradigma kebanyakan orang Toraja terhadap praktek upacara adat yang menjadi milik mereka.Selanjutnya dari analisis tersebut kemudian terbuka kemungkinan untuk lebih lanjut melihat dan memikirkan dalam mengembangkan teologi kontekstual terhadap konteks adat yang dihadapi. Sebuah tawaran pengadopsian Rambu Tuka seperti layaknya Rambu Solo diajukan dengan latar belakang pemikiran bahwa keberadaan konteks kehidupan masyarakat Toraja telah mengalami banyak perubahan sehingga memberikan kesempatan untuk Gereja semakin mengembangkan diri dan memperlengkapi teologi Jemaat. Suatu alternatif berteologi yang akan membawa mereka secara otentik mengekspresikan diri sebagai masyarakat Kristen yang Toraja. Dengan demikan harapan perjumpaan praktek adat Aluk Todolo dengan keKristenan tersebut kemudian membawa pada suatu kondisi ideal yaitu menjadi seorang Kristen sejati yang menjadi sekaligus seorang Toraja sejati.