HIDUP TETAPI MATI

Main Author: ANICE MARIYANCE PARAK
Other Authors: M W WIJANTO,
Format: Bachelors
Terbitan: SInTA - Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta , 2005
Subjects:
Daftar Isi:
  • BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang PermasalahanSeperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada Yesus Kristus. Dan gereja adalah masyarakat Kristen itu sendiri yang dapat dijumpai di mana dan kapan saja. Artinya bahwa dimana ada orang Kristen di situlah gereja hidup. Demikian pula dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen juga terpanggil untuk melayani baik kepada sesama maupun orang lain. Gereja sebagai wakil Allah di dunia harus menjadi terang yang mempunyai tugas untuk menerangi dunia melalui pelayanannya. Terang di sini bukan hanya berfungsi untuk menerangi gereja itu sendiri tetapi terang itu harus dipancarkan sinarnya ke seluruh dunia, semua umat manusia (universal). Dalam pelayanannya di dunia, gereja dipengaruhi oleh dua hal yaitu, yang pertama adalah orang (pelaku) yang terlibat dalam pelayanan gereja dan yang kedua adalah program/rencana kerja yang dibuat oleh gereja guna menunjang kegiatan pelayanan. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dalam kehidupan bergereja. Oleh karena itu apabila kedua hal tersebut tidak terbina dengan baik, maka akan menganggu kegiatan pelayanan gereja selanjutnya.Berdasarkan pengalaman penyusun ketika mengikuti stage di salah satu gereja, penyusun melihat dan mendapati bahwa kegiatan yang ada di gereja tersebut sedang menghadapi permasalahan. Dan permasalahan yang dihadapi terkait dengan kedua hal yang telah disebutkan di atas. Penyusun melihat bahwa anggota jemaat yang terlibat dalam kegiatan yang dibuat oleh gereja telah kehilangan motivasi. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa apa yang selama ini mereka lakukan hanya merupakan bentuk tanggungjawab atas peran/kedudukan yang telah mereka peroleh. Akibatnya kegiatan yang mereka lakukan hanyalah sebuah formalitas. Bahkan ada beberapa anggota jemaat yang apabila diberi tugas di suatu tempat menolak untuk melaksanakannya. Alasan yang dikemukakan juga beragam, baik karena faktor tempat yang jauh juga disebabkan faktor-faktor lainnya. Sehingga pada akhirnya mereka menyerahkan tugas tersebut kepada orang lain. Permasalahan lain yang juga dihadapi terkait dengan program kerjayang dibuat oleh gereja dirasa kurang dapat menyentuh aspek kehidupan anggota jemaatnya. Tidak sedikit program kerja yang dibuat hanya merupakan lanjutan atau ulangan dari program sebelumnya. Dan hal ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap anggota jemaat yang melaksanakan kegiatan tersebut. Akibatnya mereka menganggap bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh gereja hanya sebuah rutinitas belaka.Demikian pula dalam kehidupan bergereja pada umumya. Penyusun juga melihat dan mengamati bahwa gereja pada saat ini sebenarnya sedang menghadapi permasalahan, seperti yang dialami oleh gereja dimana penyusun melaksanakan stage. Kegiatan yang dilaksanakan gereja pada kenyataannya tetap saja masih kurang dapat menyentuh aspek-aspek kehidupan anggota jemaat. Program kerja yang dibuat tetap dilaksanakan begitu pula dengan anggota jemaatnya tetap melaksanakan kegiatan tersebut. Bahkan gereja juga seringkali mengadakan kegiatan yang menarik minat banyak orang. Tetapi dengan bahasa simbol dapat dikatakan bahwa keadaan anggota jemaat sebenarnya hidup tetapi mati. Maksudnya adalah bahwa semua program kerja yang telah dibuat tetap dilaksanakan demikian pula dengan anggota jemaatnya tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Dan kesemuanya memang nampak hidup. Tetapi pada kenyataannya anggota jemaat telah kehilangan motivasi untuk melaksanakannya. Kegiatan yang mereka lakukan hanya merupakan formalitas dan rutinitas belaka. Anggota jemaat sebenarnya dalam keadaan mati. Dan yang lebih parah adalah bahwa gereja tidak menyadari keadaan mereka (anggota jemaat) yang sebenarnya.Memang tidak dapat dihindari bahwa dalam melaksanakan tugasnya, gereja pasti menghadapi berbagai macam tantangan dan hambatan, baik yang berasal dari luar (ekstern/lingkungan) maupun dari dalam diri gereja sendiri (intern). Dan gereja hendaknya menyadari bahwa dirinya harus bertumbuh di tengah tantangan dan hambatan yang sedang dan akan dihadapi. Tetapi kenyataannya pada saat ini dengan banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi, gereja bukannya semakin bertumbuh tetapi mulai mengalami kemunduran. Dan permasalahan yang dihadapi bukan berasal dari luar tetapi dari dalam diri gereja itu sendiri, dimana orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan yang ada mulai kehilangan motivasi. Mereka seringkali menganggap bahwa kegiatan yang selama ini mereka lakukan hanyalah merupakan tugas yangharus dikerjakan karena tanggungjawab yang telah diberikan kepada mereka. Segala kegiatan yang dilakukan pada akhirnya hanya sebuah formalitas dan rutinitas belaka.