Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengurangi Perilaku Menyontek Siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang
Main Author: | Nasution, Anita Fahmi |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinsu.ac.id/8087/1/SKRIPSI%20ANITA%20FAHMI%20NASUTION.pdf http://repository.uinsu.ac.id/8087/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengurangi Perilaku Menyontek Siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang, untuk mengetahui upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengurangi perilaku menyontek siswa, bentuk-bentuk perilaku menyontek siswa, dan faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku menyontek siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru bimbingan dan konseling, dan siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu meneliti bagaimana Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengurangi Perilaku Menyontek Siswa SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang . Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa peran guru BK dalam mengurangi perilaku siswa menyontek di SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Deli Serdang ini membawa dampak yang positif. Guru BK melakukan perannya dengan cara memberikan layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok kepada siswa, dengan memberikan materi informasi yang berkaitan dengan mengurangi perilaku siswa menyontek, layanan bimbingan kelompok yang yang dapat melatih mengurangi kebiasaan menyontek mereka serta konseling kelompok. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan oleh seorang guru BK yaitu Ibu Dra. Inong Yasrida yang didukung dengan kerjasama antara wali kelas, guru mata pelajaran, wakil kepala bagian kesiswaan, dan kepala sekolah. Peran guru BK menimbulkan reaksi positif dari perilaku serta pola pikir siswa. Guru merasa senang dan merasa terbantu dalam mengurangi perilaku siswa menyontek, dan siswa lebih antusias dalam mengikuti pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan memiliki pengetahuan tentang buruknya perilaku menyontek.