Dakwah Sufi di Tanah Batak Kabupaten Simalungun: Suatu Kajian Komunikasi Islam, Studi Kasus Tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam

Main Author: Madya, Efi Brata
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.uinsu.ac.id/6962/1/DISERTASI%20EBM.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/6962/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan dakwah sufi tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun, menemukan konsep dakwah sufi kaum tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun, menganalisis bentuk dakwah sufi kaum tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun, menemukan bentuk komunikasi khas kaum tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun, dan menganalisis keberhasilan, peluang dan tantangan masa depan dakwah sufi tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam. Untuk mendapatkan data dilakukan serangkaian wawancara terhadap pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun, Dr. H. Ahmad Sabban Rajagukguk, MA, Nasir, salah seorang teman Syeikh H. Abdurrahman Rajagukguk, pendiri tarekat tersebut, M. Sholahuddin Nasution, Ubaidillah, Dr. J. R. Saragih, Bupati Simalungun, Drs. H. Amran Sinaga, Wakil Bupati Simalungun, dan pihak-pihak lain yang dianggap relevan. Data juga diperoleh dari hasil observasi berpartisipan, terutama terhadap aktivitas-aktivitas zikir dan suluk di tarekat tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dakwah sufi memiliki karakternya sendiri. Para pengikut Tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Simalungun menyampaikan pesan dakwah lewat amal nyata, terutama dalam hal penonjolan perilaku yang khas. Mengadopsi sifat-sifat nubuwah dalam hal ketertarikannya terhadap aspek-aspek duniawiyah. Kendati perkembangan lebih lanjut dalam bidang tasawuf yang memunculkan neo-sufistik tidak selalu harus meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawiyah. Bahkan neo-sufistik memahami kekayaan atau hal-hal yang bersifat duniawiyah dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan dakwah, reformasi sosial, dan perbaikan umat. Satu hal yang menarik, baik aliran sufi awal maupun neo-sufistik tetap pemperbanyak mengingat Allah Swt. baik dengan zikir sirriyah maupun jahriyah dalam semua kesempatan, baik di kala berbaring, duduk, maupun berdiri, sebagai bagian yang melekat bagi mereka. Demikian juga halnya dengan praktek Tarekat Naqsyabandiyah Serambi Babussalam Tanah Jawa Simalungun yang dipimpin oleh Dr. H. Ahmad Sabban Rajagukguk, MA.