Tradisi Nyumbang Dalam Walimatul ‘Ursy (Gesekan Sosial Yang Terjadi Pada Masyarakat Di Desa Sipare-pare Tengah Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhan Batu Utara)

Main Author: Munthe, Lisna Sari
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uinsu.ac.id/6843/1/LISNA%20SARI%20MUNTHE.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/6843/
Daftar Isi:
  • TRADISI NYUMBANG DALAM W A L I M A T U L ‘ U R S Y (GESEKAN SOSIAL YANG TERJADI PADA MASYARAKAT DESA SIPARE-PARE TENGAH KECAMATAN MARBAU KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA). Penelitian ini membahas terkait tradisi nyumbang dalam walimatul ‘ursy di desa Sipare-pare Tengah. Hampir 80% masyarakat desa Sipare-pare Tengah bersuku jawa sehingga dalam pelaksanaan walimah dilakukan dengan upacara tradisi adat jawa. Tradisi nyumbang adalah kebiasaan masyarakat desa Sipare-pare Tengah dalam menghadiri walimah dengan membawa sejumlah uang yang dimasukkan kedalam amplop, dimana amplop tersebut akan dicatat oleh orang yang mengadakan pesta. Tradisi nyumbang ini berguna sebagai sarana tolongmenolong, namun kenyataannya pada masa sekarang ini ditemukan bahwa telah terjadi gesekan sosial pada masyarakat desa Sipare-pare Tengah akibat tradisi nyumbang. Berdasarkan temuan inilah penelitian dilakukan. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini, Bagaimana pendapat masyarakat desa Sipare-pare Tengah mengenai tradisi nyumbang dalam walimah dan apa yang menyebabkan terjadinya gesekan sosial pada masyarakat desa Siparepare Tengah, serta bagaimana tradisi nyumbang dalam hukum islam. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dimulai dari pengumpulan data, baik yang primer maupun yang sekunder. Data-data yang tersebut akan ditelurusi dalam literatur yang dipandang relevan. Setelah penulis meneliti dan menganalisa, penulis mengambil kesimpulan bahwa tradisi nyumbang dalam walimatul ‘ursy yang telah berjalan di desa Siparepare Tengah telah mengalami perubahan akibat orientasi pada masyarakat dari sosiologis menjadi matrealistis. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tradisi nyumbang adalah u rf s h a hi h namun terjadi gesekan karena perubahan orientasi masyarakat.