Pelaksanaan badal haji di Kota Medan (Studi kasus 5 Kbih di Kota Medan)
Main Author: | Nasution, Muhammad Ihsan |
---|---|
Format: | Masters NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinsu.ac.id/1935/1/tesis%20Muhammad%20Ihsan%20Nst.pdf http://repository.uinsu.ac.id/1935/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Medan tentang pelaksanaan badal haji, setidaknya ada dua alasan utama 1) Kota Medan merupakan representasi dari kota-kota yang ada di Sumatera Utara; 2) penulis sendiri berdomisili di kota ini. Dalam penentuan sumber data penelitian ini penulis menggunakan metode tehnik purposive sampling dan snowball sampling. Sedangkan dalam pengumpulan data digunakan metode observasi, interview dan dokumentasi, serta dalam proses penganalisaan dilakukan dengan melakukan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini dihasilkan beberapa temuan, di antaranya persepsi masyarakat Kota Medan tentang badal haji adalah a) sebagian masyarakat hanya sekedar pernah mendengar istilah badal haji itu; b) sebagian masyarakat telah mengetahui adanya pelaksanaan badal haji; dan c) sebagian kalangan masyarakat mengetahui secara baik apa yang dimaksud dengan badal haji. Sedangkan motivasi masyarakat Kota Medan untuk melaksanakan badal haji ditemukan a) motivasi untuk berbakti kepada keluarga / orang tua; b) motivasi karena wasiat kepada kerabatnya atau ahli warisnya; c) motivasi karena ada hutang/ nazar yang belum dibayar; dan d) motivasi untuk meninggikan status keluarga. Demikian juga tentang pelaksanaan badal haji di Kota Medan umumnya telah ditentukan beberapa persyaratan. Namun, di lapangan penulis menemukan ada beberapa ketentuan yang telah dibakukan seperti badal haji dilakukan terlebih dahulu dengan adanya ijab qabul antara yang memberi kuasa untuk membadalkan haji dengan orang yang akan melaksanakannya, dan pelaksana badal haji itu umumnya dari kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negara-negara Timur Tengah, dan pembiayaan yang dibebankan relatif lebih besar.