"Sehat Adalah ..." Sebuah Analisis Psikologi Indigenous Pada Remaja Di Prambanan, Yogyakarta

Main Authors: Liem, Andrian, Yuniarti, Kwartarini Wahyu
Format: Article application/pdf
Terbitan: Proceeding, Membangun Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Melalui Pendekatan Antardisiplin - Cetakan Pertama, Desember 2012 – ISBN: 978-979-8396-18-2 – UKRIDA Press , 2013
Subjects:
Online Access: http://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/170
Daftar Isi:
  • . Keragaman budaya, lingkungan, dan pengalaman hidup memungkinan beragamnya arti sehat bagi manusia. Penelitian ini dilakukan terhadap 561 remaja SMP, SMA, dan SMK di daerah Prambanan (155 siswi dan 406 siswa) dengan rerata usia 15 tahun. Tujuan penelitian adalah mengetahui arti sehat bagi para remaja dan dianalisis melalui pendekatan psikologi indigenous. Subjek diberi angket anonim dan diminta melanjutkan kalimat yang ada, yaitu "Sehat adalah ... ". Respon dari para subjek kemudian dikategorikan ke dalarn beberapa kategori. Empat kategori pertama adalah: "badan sehat" (45.45%), "jasmani dan rohani sehat" (15.69%), "aktif" (10.70%), "pemberian Tuhan" (6.6%). Hal tersebut mencerminkan bahwa sebagian besar remaja Prambanan mengartikan sehat sebagai kondisi fisik yang prima. Akan tetapi ada juga remaja yang mengartikan sehat sebagai kombinasi antara fisik dan psikis yang baik. Di sisi lain, sehat bagi remaja Prambanan juga meluas ke konteks sosial, yaitu berinteraksi dengan orang lain. Konteks keagamaan juga tercermin dari respon yang mengartikan sehat sebagai pemberian dari Sang Mahakuasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arti sehat bagi remaja Prambanan dipengaruhi oleh budaya individualistik sekaligus kolektivistik. Implikasinya, remaja mempersepsi kesehatannya terkait dengan dirinya sendiri, interaksi dengan orang lain, dan aspek spiritual sehingga psikolog juga perlu mempehatikan aspek-aspek tersebut ketika melakukan promosi kesehatan