EFIKASI NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steinernema spp.) TERHADAP Spodoptera spp
Main Author: | Maria, Kristina F. Sila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.upnjatim.ac.id/5298/1/file1.pdf http://eprints.upnjatim.ac.id/5298/2/file2.pdf http://eprints.upnjatim.ac.id/5298/ |
Daftar Isi:
- Ulat grayak (Spodoptera spp.) merupakan salah satu hama penting pada tanaman sawi dan mempunyai kisaran inang yang luas, meliputi : tembakau, sawi, kapas, kacang kedelai, kacang tanah, kubis, kentang, dan lain-lain. Munculnya hama ini pada pertanaman sawi merupakan ancaman yang serius bagi petani. Pengendalian terhadap Spodoptera spp. pada tingkat petani umumnya masih menggunakan bahan kimia yang berasal dari senyawa kimia sintesis yang dapat merusak organisme non target, resistensi hama, resurgensi hama, menimbulkan efek residu pada tanaman, punahnya musuh-musuh alami dan serangga berguna lainnya serta kontaminasi pada lingkungan seperti pada tanah, air dan produk yang dihasilkan. Tujuan dan manfaat penelitian ini ialah untuk mengetahui keefektifan bioinsektisida nematoda entomopatogen Steinernema spp. dalam mengendalikan Spodoptera spp.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi teknologi alternatif pengendalian Spodoptera spp. pada beberapa tanaman yang terserang Spodoptera spp., yang ramah lingkungan sehingga dapat menekan pemakaian bahan kimia yang dapat merusak lingkungan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan diulang sebanyak lima kali. Perlakuannya meliputi: A adalah Dosis 125.000 IJ/m2 , B adalah Dosis 250.000 IJ/m2 , C adalah Dosis 375.000 IJ/m2 , D adalah Dosis 500.000 IJ/m2 , E adalah Dosis 625.000 IJ/m2 . Tingkat mortalitas larva Spodoptera spp. yang paling banyak pada dosis 125.000 IJ/m2 yaitu mencapai 100% pada pengamatn ke empat (72 jam). Adanya peningkatan mortalitas Spodoptera sp. diduga disebabkan karena pada waktu yang semakin bertambah, nematoda Steinernema spp. semakin tumbuh dan berkembang di dalam tubuh Spodoptera sp., sehingga tingkat kerusakan jaringan tubuh serangga semakin tinggi pula. Tingkat kerusakan jaringan tubuh yang tinggi dapat menyebabkan mortalitas serangga. Hasil pengamatan mortalitas Spodoptera sp. menunjukkan bahwa jumlah mortalitas Spodoptera sp. mencapai maksimal pada pengamatan ke empat setelah aplikasi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dari perlakuan dosis yang berbeda setelah apliksai, persentase kematian larva Spodoptera spp. instar 3 tidak menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan (tn). Meskipun tidak ada perbedaan nyata dari hasil analisis, tetapi ada kecenderungan peningkatan mortalitas Spodoptera spp. pada pengamatan 1 (12 jam), 2 (24 jam), 3 (48 jam) dan ke 4 (72 jam) yang semakin meningkat.