PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK
Main Author: | FENNY , COSTANTIA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.upnjatim.ac.id/5181/1/file1.pdf http://eprints.upnjatim.ac.id/5181/2/file2.pdf http://eprints.upnjatim.ac.id/5181/ |
Daftar Isi:
- tempe, permintaan tempe semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak impor kedelai. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan mengganti atau mencampur bahan baku (kedelai) dengan bahan yang lain. Salah satu bahan pengganti kedelai adalah biji lamtoro gung. Diversifikasi produk tempe dapat dilakukan dengan cara menambahkan lamtoro gung dan angkak dalam tempe kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi biji kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak terhadap kualitas tempe. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 2 kali ulangan, Faktor I proporsi kedelai : lamtoro gung 70%:30%, 50%:50%, 30%:70%. Faktor II penambahan angkak 1%, 2%, dan 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung (70:30) dan penambahan angkak 1% yang menghasilkan tempe dengan kriteria penambahan angkak 1% yang memiliki kadar air 62,42%, kadar abu 3,30%, kadar protein 14,99%, kadar lemak 3,99%, kadar fenol 3.178,41 ppm, aktivitas antioksidan 59,47 %, tekstur (kekerasan) 0,241 mm/gr det dan tingkat kesukaan warna (agak suka) 72, rasa (agak suka) 75, aroma (agak suka) 73, kekompakan (agak suka) 71. Hasil analisis finansial diperoleh nilai Break Event Point (BEP) dicapai 26,09% atau sebesar Rp. 146.533.937,09 dengan kapasitas titik impas 40.703,87 kg/tahun, Payback Period (PP) dicapai selama 3 tahun 3 bulan, Benefit Cost Ratio 1.0042 , NPV sebesar Rp. 46.914.888,- dan IRR mencapai 23,645%,