Daftar Isi:
  • Latar belakang penulisan penelitian ini bahwa moralitas telah ada di kota ini, di masyarakat dan di pemuda bahkan pada siswa, peneliti melihat pendidikan akhlak di Indonesia belum terintegrasi, seperti masih banyak suap, korupsi, kerusakan moral, banyak kekerasan dan kebencian intens antara berbagai keyakinan, negara-negara, masyarakat, rusaknya lampu lalu lintas dan rusaknya lingkungan hidup. Hal ini menunjukkan adanya hilangnya kejujuran dan memudarnya rasa nasionalisme, kecekatan menghormati perbedaan, kegiatan, etika sosial dan sikap bertanggung jawab sosial. Adapun rumusan masalah Tesis ini adalah sebagai berikut : Bagaimana pemikiran pendidikan akhlak anak-anak menurut Al-Ghazali dan Ibnu Miskawaih? Bagaimana persamaan dan perbedaan antara Al-Ghazali dan Ibnu Miskawaih dalam pendidikan akhlak anak-anak? Tujuan dari penelitian ini adalah mengekspresi sistem pendidikan akhlak untuk anak-anak menurut Al-ghozali dan Ibnu Miskawaih dan menganalisis perbedaan dan persamaan antara Al-Ghazali dan ibnu Miskawaih pada pendidikan akhlak anak-anak, Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, pengumpulan data dengan teknis pustaka atau pencarian di perpustakaan yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan penelitian yang diperlukan dan dokumen dari literatur. Hasil penelitian ini adalah pendidikan akhlak anak-anak menurut Al-Ghazali adalah untuk membangun asumsi filosofis dasar anak-anak yang dilahirkan dengan sifat ilahi kemungkinan adanya netralitas, sehingga mereka bersedia untuk menerima pengaruh dari luar. Menurut Ibnu Miskawaih, pendidikan akhlak pada anak–anak sebagai sarana menuju pada kehidupan utama memerlukan dua syarat, yaitu: syarat kejiwaan dan syarat sosial