Daftar Isi:
  • Pada hakikatnya, keterampilan berbicara (Mahārah al-Kalām) merupakan keterampilan menggunakan bahasa yang rumit. Keterampilan ini bersangkut paut dengan pemikiran tentang apa yang harus dikatakan. Keterampilan ini juga berkaitan dengan sikap kemampuan sistem leksikal, gramatikal, semantik dan tata bunyi. Semua kemampuan itu memerlukan persediaan kata dan kalimat yang cocok dengan situasi yang dikehendaki. Untuk itu, banyak memerlukan latihan ucapan dan pengutaraan lisan (ekspresi). Pengucapan bunyi bahasa melalui tahap kemahiran berbicara menggunakan bahasa percakapan secara fasih dan merupakan kegiatan yang sangat penting. Kemahiran menggunakan bahasa untuk menyatakan pikiran dan perasaan secara lisan menyangkut berbagai macam aspek yang bukan saja menyangkut rangkaian bunyi, nada dan irama intonasi yang benar, melainkan juga menyangkut pilihan kata (diksi) dan kalimat yang tepat-benar sesuai dengan situasi yang dikehendaki. Sedangkan Pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan merupakan prodi yang tergolong muda atau baru, sehingga sampai saat ini mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab belum mampu menerapkan atau mempraktikkan keterampilan berbicara (Mahārah al-Kalām) untuk berkomunikasi baik antar mahasiswa, dosen dan lainnya dengan menggunakan bahasa Arab. Untuk itu, hal tersebut merupakan sebuah problem yang harus dibenahi dan kemudian dikembangkan dengan adanya penerapan keterampilan berbicara (Mahārah al-Kalām) yang lebih intensif. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1). Bagaimana penerapan kemahiran berbicara (Mahārah al-Kalām) dalam pembelajaran bahasa Arab pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan ? (2). Bagaimana problematika penerapan kemahiran (Mahārah al-Kalām) dalam pembelajaran bahasa Arab pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan ? tujuan (1). Untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan kemahiran berbicara (Mahārah al-Kalām) dalam pembelajaran bahasa Arab pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan ? (2). Untuk mendeskripsikan bagaimana problematika penerapan kemahiran berbicara (Mahārah al-Kalām) dalam pembelajaran bahasa Arab pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan ? kegunaan : secara teoritis menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca mengenai pentingnya penerapan kemahiran berbiacara (Mahārah al-Kalām) khususnya dalam proses pembelajaran bahasa Arab pada prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan. Secara praktis, Bagi dosen sebagai saran untuk lebih meningkatkan keefektifan dalam proses belajar mengajar bahasa Arab khususnya dalam pengajaran dan praktik kemahiran berbicara (Mahārah al- Kalām). Bagi mahasiswa menambah semangat dan minat kepada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab untuk mempraktikkan dengan membiasakan berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. Bagi lembaga STAIN Pekalongan untuk meningkatkan program bahasa Arab yang lebih intensif khususnya mengenai proses penerapan Mahārah al-Kalām mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan. Bagi orang tua dan masyarakat sebagai pendukung dan pemberian semangat, serta lingkungan yang mendukung terciptanya komunikasi dengan menggunakan bahasa Arab secara tepat dan benar. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data tanpa angka tetapi dengan menggunakan pustaka. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data : observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data : metode deskriptif yaitu mengungkapkan dan memaparkan data serta fakta yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan keterampilan berbicara (Mahārah al-Kalām) dalam pembelajaran bahasa Arab masih dikatakan belum efektif. Mayoritas besar mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab belum mampu untuk menerapkan atau mempraktikkan keterampilan berbicara (Mahārah al-Kalām). Hal itu disebabkan oleh latar belakang pendidikan para mahasiswa yang sebagian besar dari MA, SMA, SMK dan sedangkan dari lulusan pondok pesantren hanya sebagian kecil saja. Serta tidak adanya peraturan diharuskan berbicara bahasa Arab, dan kurangnya program serta sarana prasarana yang kurang mendukung terlaksananya keefektifan kemahiran berbicara (Mahārah al- Kalām). Dari hasil yang ada bahwa para mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab untuk menerapkan kemahiran berbicara ketika proses pembelajaran berlangsung sulit sekali apabila tidak dengan kesadaran dari diri mahasiswanya walaupun sesering apapun yang diucapkan oleh dosennya, dalam artian kurangnya respon pada mahasiswanya. Karena bahwa diperguruan tinggi bukanlah lembaga pendidikan awal atau nol untuk melatih kebahasaan, hanya sebatas pemberian teori yang lebih mendalam, sedangkan prakteknya kurang diperhatikan. Tetapi dari diri mahasiswalah yang harus aktif dan kreatif dalam pendidikannya, karena prodi pendidikan bahasa Arab termasuk program terbaru, sehingga belum ada wadah atau tempat yang matang dalam menciptakan lingkungan berbahasa dalam proses pembelajarannya. Setiap pengajar (dosen) memiliki metode yang berbeda-beda dalam pengajarannya, karen tidak semuanya mempraktikkan Mahārah al- Kalām dalam pengajarannya. Adapun kendalanya yaitu : minimnya penguasaan kosakata, sulit menyusun kalimat, sulitnya menguasai qowāid, tidak adanya lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah), perasaan kurang percaya diri, kurangnya praktik, kurangnya sisi dramatikal mahasiswa dan kelas yang padat. Kesimpulannya : Pada proses pembelajaran bahasa Arab pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab di STAIN Pekalongan dapat berjalan seperti pembelajaran yang lainnya, hanya saja yang menjadi kurang lengkapnya atau kejanggalan adalah dalam hal kemampuan atau kemahiran berbahasa (Mahārah al-Kalām). Sehingga penerapan kemahiran berbicara (Mahārah al-Kalām) dapat dikatakan kurang bahkan belum efektif.