IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTS SALAFIYAH SIMBANGKULON II BUARAN PEKALONGAN
Daftar Isi:
- Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar. Selain kurikulum nasional yang dicapai secara menyeluruh oleh sekolah sekolah yang ada di seluruh Indonesia ada juga kurikulum muatan lokal yang dilaksanakan oleh sekolah.Madrasah Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Islam, mampu mengembangkan kurikulum pendidikan Islamnya baik melalui kurikulum muatan lokal ataupun menambah waktu belajar yang dikhususkan untuk materi-materi keislaman yang sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan tersebut. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana Implementasi kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran buaran Pekalongan dan apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran Pekalongan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran Pekalongan dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran Pekalongan. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini anatara lain dijadikan sebagai tambahan atau masukan sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar murid maupun para guru itu sendiri dalam pelaksanaan pendidikan dan memberikan informasi kepada khalayak tentang pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran Pekalongan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research), sedangkan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan metode analisis data deskriptif kualitatif. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal keagamaan di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran Pekalongan ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dengan adanya evaluasi dan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar yang digunakan sebagai dasar acuan dalam penentuan kelulusan siswa. Nilai KKM 65 untuk muatan lokal Nahwu, Shorof dan Taqrib kelas VII, dan nilai 70 untuk kelas IX, sementara muatan lokal BTQ dari kelas VII-IX nilai KKMnya 80. Adapun faktor yang mendukung pelaksaan kurikulum muatan lokal di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran pekalongan antara lain guru muatan lokal memang dari faknya dan sarana dan prasarana yang cukup. Sedangkan faktor penghambantnya antara lain latar belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda dan kurang adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua murid.