Daftar Isi:
  • MI Walisongo Ambokembang 01 adalah sebuah lembaga pendidikan yang berada di kecamatan Kedungwuni. Di dalamnya menampung peserta didik yang berasal dari berbagai kalangan dan dengan latar belakang yang berbeda. Dengan perbedaan itulah maka sifat atau karakter anak didik berbeda pula. Salah satunya seorang anak didik yang satu dengan peserta didik yang lain memiliki kecerdasan emosional yang berbeda. Hal ini dilatar belakangi oleh keadaan ekonomi, sosial, serta tingkat pendidikan orang tua mereka yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang berasal dari kalangan keluarga yang berpendidikan, mereka cenderung lebih peduli kepada teman, tidak suka marah-marah, bisa bersabar, dan punya motivasi yang tinggi. Sebaliknya peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang berpendidikan atau orang tua yang disibukkan dengan pekerjaannya, mereka lebih cenderung kurang memiliki rasa empati, cepat marah, motivasi dirinya rendah dan mudah tersinggung. Oleh karena itu kecerdasan emosional sangat penting bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan teman, guru dan semua yang berada di lingkungan sekolah MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kecerdasan emosional siswa kelas V MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan? Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui kecerdasan emosional siswa kelas V MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan. Kegunaan penelitiaan secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai wacana kepada para pendidik dan pembaca mengenai upaya sekolah atau, madrasah sebagai satuan pendidikan dalam meningkatkan kecerdasan emosional. Sedangkan kegunaan secara praktis adalah sebagai modal pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai pemanfaatan metode dalam kegiatan pendidikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan baik dan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sumber primer penelitian ini adalah kepala MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan, guru Akidah Akhlak kelas V di MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan Dan siswa-siswi kelas V di MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini buku-buku pustaka dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode dokumentasi, dan metode wawancara (interview). Sedangkan viii metode analisis data dalam penelitian ini pertama, metode analisa data kuantitatif. Kedua, penulis menggunakan metode analisa data diskriptif kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tabel frekuensi jawaban tingkat kecerdasan emosional anak di MI Walisongo Ambokembang 01, diketahu bahwa 1 anak mempunyai kecerdasan emosional sangat tinggi dengan prosentase 3,84 %, 4 anak mempunyai kecerdasan emosional tinggi dengan prosentase 15,38 %, 10 anak mempunyai kecerdasan emosional cukup tinggi dengan prosentase 38,46 %, 5 anak mempunyai kecerdasan emosional rendah dengan prosentase 19,2 %, 3 anak mempunyai kecerdasan emosional sangat rendah dengan prosentase 11,5 %, 3 anak mempunyai kecerdasan emosional rendah sekali dengan prosentase 11,5 %. Dari frekuensi jawaban tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kecerdasan emosional siswa kelas V MI Walisongo Ambokembang 01 tergolong cukup tinggi.