Daftar Isi:
  • Pada dasarnya semua manusia dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), kesucian inilah yang mendorong manusia ke arah kebaikan dan kebenaran. Salah satu fitrah yang dimiliki manusia adalah fitrah untuk beragama. Begitu juga dengan anak jalanan, walaupun dari sisi pergaulan dan lingkungan hidupnya penuh dengan hal-hal negatif, namun sebenarnya masih tersimpan naluri untuk bisa mengenal Tuhannya. Melalui pendidikan agama diharapkan anak mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran agama. Sangat disayangkan bahwa di Desa Rowosari yang telah menjadi Desa maju ini masih terdapat anak jalanan yang sebagian masyarakatnya tidak mengetahui keberadaan anak jalanan tersebut. Adanya faktor pembiaran masyarakat inilah yang menjadikan tumbuhnya anak jalanan di Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: bagaimana pemahaman awal anak jalanan tentang ajaran pendidikan agama Islam di Desa Rowosari, bagaimana pelaksanaan/implementasi ajaran keagamaan anak jalanan di Desa Rowosari, apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan/implementasi ajaran agama Islam anak jalanan. Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui pemahaman awal anak jalanan tentang ajaran agama Islam, untuk mengetahui pelaksanaan/implementasi ajaran keagamaan anak jalanan dan untuk mengetahui faktor pendukung penghambat pelaksanaan/implementasi ajaran agama Islam anak jalanan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman pendidikan agama Islam anak jalanan di Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang sudah diterapkan dan diajarkan sejak kecil. Anak jalanan mendapatkan pendidikan agama dari orang tua, sekolah dan dari lembaga non formal. Sebagian anak jalanan sudah memahami pendidikan agama dan melaksanakan ajaran keagamaan meskipun tidak setiap hari. Namun patut disayangkan, mereka tidak mengerjakan pendidikan keagamaan yang cukup pada saat mereka berstatus sebagai anak jalanan. Demikian juga, mereka tidak menjalankan ilmu agama mereka dalam keberagamaan mereka sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor penghambat, antara lain: pengaruh dari diri sendiri (rasa malas), pengaruh teman sebaya, perilaku pembiaran masyarakat dan kesibukan orang tua. Adapun faktor pendukungnya adalah keluarga, sekolah dan lingkungan.