MAKNA RITUAL DALAIL AL-QUR’AN (STUDI LIVING QUR’AN DI PONDOK PESANTREN DARUL FALAH) (KAUMAN, JEKULO, KUDUS, JAWA TENGAH)
Main Author: | Muhammad Shofiyuddin, NIM.: 15530086 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54340/1/15530086_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54340/2/15530086_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54340/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang tradisi Pembacaan al-Qur’an One Day One Jus yang disertai dengan puasa sunnah selama satu tahun lebih satu bulan dan 15 hari yang dilakukan oleh para santri Darul Falah Jekulo Kudus sebagai bentuk resepsi sosial masyarakat terhadap al-Qur’an. Tradisi ini disebut dengan Dalail al-Qur’an. Fokus penelitian ini adalah menggambarkan ritual tersebut, serta menganalisa makna dari ritual tersebut. Untuk mengungkap keduanya penulis menggunakan teori tindakan sosial Max Weber yang berorientasi pada motif dan tujuan pelaku. Ia mengenalkan konsep verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang. Setiap tindakan manusia pada dasarnya bermakna, melalui proses berfikir serta mengandung unsur kesengajaan. Manusia bertindak atas dasar makna yang diberikannya pada tindakan tersebut. Untuk menemukan makna dari sebuah tindakan, perlu diketahui terlebih dahulu motifnya, karena motif merupakan sebuah dasar yang mengandung makna bagi tindakan yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, pembacaan al-Qur’an satu hari satu juz atau disebut dengan one day one juz yang dilakukan oleh para santri Darul Falah Jekulo memiliki keunikan tersendiri karena disertai dengan puasa sunah sekaligus dan harus melalui proses pemberian ijazah dari seorang guru atau yang sering disebut dengan Mujiz. Dilihat dari motifnya, Ritual Dalail al-Qur’an memiliki beberapa motif, yaitu melatih diri untuk disiplin, menjaga sanad keilmuan, menjaga diri dari perilaku buruk, menjalankan tradisi pondok pesantren, meniru perilaku kyai dan para ulama, melancarkan bacaan al-Qur’an, menirakati al-Qur’an, enom riyalat tuwo nemu drajat, mendoakan para pendahulu dengan bacaan al-Qur’an. Kedua, motif-motif diatas dapat mengantarkan pada Makna dari Ritual Dalail al-Qur’an yaitu mendekatkan diri pada Allah, disiplin, tanggung jawab dan cinta almamater.