ANALISIS EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) STUDI 4 OPZ BERBASIS TEKNOLOGI FINANSIAL
Main Author: | M. Fahmi Hidayat, NIM.: 17108010067 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51730/1/17108010067_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51730/2/17108010067_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51730/ |
Daftar Isi:
- Zakat adalah salah satu pilar dalam Agama Islam. Sebagai negara mayoritas Muslim pertumbuhan zakat di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan namun realisasinya tidak sebanding dengan potensinya. Seiring dengan perkembangan teknologi digital, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ ) mulai melakukan inovasi dalam pembayaran zakat yaitu dengan menerapkan Teknologi Finansial. Efisiensi merupakan dasar yang digunakan untuk menilai tingkat kinerja suatu lembaga. Penggunaan Teknologi Finansial diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dan penyaluran zakat serta meningkatkan efisiensi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Salah satu cara pengukuran efisiensi adalah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan teknik pengukuran non-parametrik yang dapat menghitung rasio penggunaan input dan output yang digunakaan beberapa OPZ kemudian ditetapkan OPZ yang paling efisien sebagai acuan/perbandingan. Dalam penelitian ini digunakan variabel input berupa total Biaya Operasional dan Biaya Sosialisasi sedangkan total Penghimpunan dan Penyaluran Zakat sebagai variabel output. Berdasarkan hasil perolehan skor efisiensi menggunakan software DEAP 2.1 dengan asumsi VRS (Variabel Return to Scale) dan orientasi Output menunjukkan bahwa dari 4 OPZ berbasis Teknologi Finansial yaitu BAZNAS, NU Care-LAZISNU, Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat antara tahun 2018-2019 menunjukkan bahwa NU Care-LAZISNU merupakan OPZ yang paling efisien dengan perolehan skor 1,00 sepanjang 2018-2019 karena dapat menekan input biaya dan mengoptimalkan output-nya yang disebabkan basis massa yang besar dan relawan hingga tingkat desa. Sedangkan OPZ lainnya mengalami inefisiensi dengan skor dibawah 0,60 yang terjadi akibat penggunaan input dan output yang tidak sebanding dikarenakan adanya OPZ yang memiliki peran ganda dan basis donatur OPZ yang relatif sama sehingga menyebabkan persaingan.