PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM MUJAHADAH DI PONDOK PESANTREN AL-QODIR TANJUNG WUKIR SARI CANGKRINGAN SLEMAN DI YOGYAKARTA (Studi Living Qur’an dan Analisi Teori Karl Mannheim)

Main Author: MUHAMMAD SIROJ JUDIN, NIM.: 17105030040
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51109/1/17105030040_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51109/2/17105030040_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51109/
Daftar Isi:
  • Mujahadah ialah merupakan praktik sosial keagamaan di Pondok Pesantren Al-Qodir Cangkringan yang didalamnya berisi berbagai bacaan ayat al-Qur‟an, shalawat, dzikir dan doa. Dari beberapa unsur tersebut yang mendominasi dalam Mujahadah ialah ayat-ayat al-Qur‟an baik berupa satu kesatuan atau potongan ayat al-Qur‟an. Adanya bacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam Mujahadah membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh hal tersebut. Penulis fokus pada bagaimana praktik dan pemaknaan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam Mujahadah yang diwujudkan dalam bentuk perilaku jam‟ah yang di dalamnya baik santri, masyarakat atau pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodir. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipan dan non partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Mengenai analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah deskriptif analisis, bertujuan supaya mengetahui alasan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam Mujahadah dan mencapai pemahaman terhadap hasil penelitian secara kompleks. Sedangkan teori yang digunakan sebagai sudut pandang penulis iala teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Hasil penelitian dalam skripsi ini ialah pertama, pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam Mujahadah merupakan praktik sosial keagamaan yang berkembang dimasyarakat Tanjung Wukir Sari dan dilaksanakan sehabis Sholat Maghrib setiap kamis malam jum‟at. Kedua, mengenai makna obyektif dari perilaku diantaranya, sebagai amalan khusus, kegiatan rutin setiap habis sholat maghrib pada hari kamis malam jum‟at, dan peraturan yang berlaku dari awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Qodir. Sedangkan makna expressive ialah sebagai ketaatan kepada Kyai, pembelajaran, pembentukan karakter dan membangun solidaritas. adapun makna dokumenter ialah sebagai bentuk kebudayaan yang menyeluruh.