TELAAH KRITIS ATAS PEMIKIRAN KAREN ARMSTRONG TENTANG RELASI ANTARA RITUAL DAN SPIRITUAL DALAM ISLAM
Main Author: | M. Badrus Sholeh, NIM. 12300016021 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/1/12300016021_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/2/12300016021_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20IV.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/ |
ctrlnum |
49108 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/</relation><title>TELAAH KRITIS
ATAS PEMIKIRAN KAREN ARMSTRONG
TENTANG RELASI ANTARA RITUAL DAN
SPIRITUAL DALAM ISLAM</title><creator>M. Badrus Sholeh, NIM. 12300016021</creator><subject>Studi Islam</subject><description>Kemunculan modernitas telah menantang eksistensi
agama dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Agama
dalam pandangan modernitas adalah parasit pengganggu yang
justru berpotensi akan menghambat langkah kaum modernis
untuk meraih modernitas yang mereka agung-agungkan untuk
meraih kemajuan di berbagai aspek kehidupan. Pada titik
tertentu, di mana modernitas sudah menjulangkan
kemodernannya, ternyata telah memberikan dampak mendalam
tentang keterasingan diri kaum modernitas di hadapan
kehidupannya sendiri. Pada saat inilah mereka merasa perlu
untuk kembali kepada spiritualitas yang mengandung nilainilai
moralitas yang tidak dimiliki oleh dalaman modernitas.
Namun persoalannya, sampai sejauh manakah kembali
kepada spiritualitas bagi kalangan modernitas ini? Apakah
berspiritualitas tanpa harus melakukan ritualitas ataukah
melakukan ritualitas tanpa harus pusing dengan nilai-nilai
spiritualitas? Tentu saja ini menjadi polemik sendiri mengingat
nilai-nilai modernitas yang selalu membawa alam kebebasan
dan hedonisme, sehingga kembalinya kepada spiritualitas ini
dimaknai dalam tataran pragmatisme belaka.
Untuk menjembatani hal ini, Karen Armstrong, seorang
pemikir dan ilmuwan keagamaan, memberikan pemikirannya.
Menurutnya, ritualitas dan spiritualitas adalah dua entitas yang
saling memengaruhi satu sama lain dan bersifat integratif
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ritual tentu tidak akan
menjamin atau merepresentasikan bahwa pelaku ritual tersebut
akan memiliki spiritualisme yang baik, karena ritual hanyalah
sebuah cara atau jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
pelaku ritual tersebut. Karena spiritualitas itu datangnya dari
hati, dari ruh, tentu akan melahirkan berbagai kebaikan yang
akan memancar baik secara vertikal maupun horizontal dalam
kehidupannya.
Selain itu, Karen Armstrong juga memaparkan bahwa inti
spiritualitas yang terkandung dalam setiap agama adalah
bersemainya rasa egaliter, kasih sayang, dan toleransi atas
fitrah perbedaan yang dimiliki setiap manusia. Oleh karena itu,
kualitas spiritualitas keagamaan seseorang secara sederhana
tentu dapat diamati dari sikap kesehariannya. Apabila
xiii
keyakinan terhadap agama yang dimiliki seseorang justru
membuatnya bersikap resisten, agresif, intoleran, dan tidak
ramah terhadap keyakinan orang lain, tentu ia dianggap belum
memahami inti agama dengan baik, sebab spiritualitas agama
sesungguhnya akan menjadikan seseorang mampu menghargai
perbedaan, menebar rasa kasih sayang pada sesama, dan
memiliki sikap-sikap positif lainnya. Itulah sebenarnya inti dari
pemikiran Armstrong, dan juga menjadi bahasan pokok dari
penelitian ini.</description><date>2019</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/1/12300016021_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/2/12300016021_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20IV.pdf</identifier><identifier> M. Badrus Sholeh, NIM. 12300016021 (2019) TELAAH KRITIS ATAS PEMIKIRAN KAREN ARMSTRONG TENTANG RELASI ANTARA RITUAL DAN SPIRITUAL DALAM ISLAM. Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. </identifier><recordID>49108</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
M. Badrus Sholeh, NIM. 12300016021 |
title |
TELAAH KRITIS
ATAS PEMIKIRAN KAREN ARMSTRONG
TENTANG RELASI ANTARA RITUAL DAN
SPIRITUAL DALAM ISLAM |
publishDate |
2019 |
isbn |
12300016021 |
topic |
Studi Islam |
url |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/1/12300016021_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/2/12300016021_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20IV.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49108/ |
contents |
Kemunculan modernitas telah menantang eksistensi
agama dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Agama
dalam pandangan modernitas adalah parasit pengganggu yang
justru berpotensi akan menghambat langkah kaum modernis
untuk meraih modernitas yang mereka agung-agungkan untuk
meraih kemajuan di berbagai aspek kehidupan. Pada titik
tertentu, di mana modernitas sudah menjulangkan
kemodernannya, ternyata telah memberikan dampak mendalam
tentang keterasingan diri kaum modernitas di hadapan
kehidupannya sendiri. Pada saat inilah mereka merasa perlu
untuk kembali kepada spiritualitas yang mengandung nilainilai
moralitas yang tidak dimiliki oleh dalaman modernitas.
Namun persoalannya, sampai sejauh manakah kembali
kepada spiritualitas bagi kalangan modernitas ini? Apakah
berspiritualitas tanpa harus melakukan ritualitas ataukah
melakukan ritualitas tanpa harus pusing dengan nilai-nilai
spiritualitas? Tentu saja ini menjadi polemik sendiri mengingat
nilai-nilai modernitas yang selalu membawa alam kebebasan
dan hedonisme, sehingga kembalinya kepada spiritualitas ini
dimaknai dalam tataran pragmatisme belaka.
Untuk menjembatani hal ini, Karen Armstrong, seorang
pemikir dan ilmuwan keagamaan, memberikan pemikirannya.
Menurutnya, ritualitas dan spiritualitas adalah dua entitas yang
saling memengaruhi satu sama lain dan bersifat integratif
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ritual tentu tidak akan
menjamin atau merepresentasikan bahwa pelaku ritual tersebut
akan memiliki spiritualisme yang baik, karena ritual hanyalah
sebuah cara atau jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
pelaku ritual tersebut. Karena spiritualitas itu datangnya dari
hati, dari ruh, tentu akan melahirkan berbagai kebaikan yang
akan memancar baik secara vertikal maupun horizontal dalam
kehidupannya.
Selain itu, Karen Armstrong juga memaparkan bahwa inti
spiritualitas yang terkandung dalam setiap agama adalah
bersemainya rasa egaliter, kasih sayang, dan toleransi atas
fitrah perbedaan yang dimiliki setiap manusia. Oleh karena itu,
kualitas spiritualitas keagamaan seseorang secara sederhana
tentu dapat diamati dari sikap kesehariannya. Apabila
xiii
keyakinan terhadap agama yang dimiliki seseorang justru
membuatnya bersikap resisten, agresif, intoleran, dan tidak
ramah terhadap keyakinan orang lain, tentu ia dianggap belum
memahami inti agama dengan baik, sebab spiritualitas agama
sesungguhnya akan menjadikan seseorang mampu menghargai
perbedaan, menebar rasa kasih sayang pada sesama, dan
memiliki sikap-sikap positif lainnya. Itulah sebenarnya inti dari
pemikiran Armstrong, dan juga menjadi bahasan pokok dari
penelitian ini. |
id |
IOS2755.49108 |
institution |
UIN Sunan Kalijaga |
affiliation |
ptki.onesearch.id |
institution_id |
319 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga |
library_id |
261 |
collection |
Digital Library UIN Sunan Kalijaga |
repository_id |
2755 |
subject_area |
Pendidikan Agama Akuntansi Ilmu Sosial dan Humaniora |
city |
KOTA YOGYAKARTA |
province |
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS2755 |
first_indexed |
2023-02-24T21:27:57Z |
last_indexed |
2023-02-24T21:27:57Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1765822798919368704 |
score |
17.538404 |