IDEOLOGI NEGARA DALAM AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA DEPARTEMEN AGAMA RI EDISI I-III (Analisis Wacana Kritis)

Main Author: Fatimah Fatmawati, S. Ag., NIM: 18205010044
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45975/1/18205010044_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45975/2/18205010044_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45975/
Daftar Isi:
  • Al-Qur‟an dan Terjemahnya Depag RI digunakan secara masif dan memiliki fungsi yang signifikan bagi petunjuk hidup masyarakat muslim Indonesia. Namun, karena diproduksi oleh lembaga pemerintah maka pengaruh negara pasti turut andil dalam penerjemahan tersebut. Al-Qur‟an adalah sakral namun terjemahnya tidak luput dari kepentingan manusia. Oleh karena itu, analisis ihwal intervernsi negara dalam terjemah Al-Qur‟an penting dilakukan. Adapun poinpoin yang diulas dalam penelitian adalah karakteristik terjemah, pola intervensi negara dalam terjemah, serta analisis kuasa dibalik penerjemahan Al-Qur‟an. Eksistensi tiga poin tersebut dianalisis dari Al-Qur‟an dan Terjemahnya Depag RI edisi I-III. Penelitian menggunakan teori relasi kuasa Foucault yang memandang bahasa bukan hanya dari segi gramatikalnya namun sebgaia sebuah fungsi. Bahasa yang dimaksud di sini dikenal sebagai wacana. Untuk menganalisis eksistensi dan persebaran wacana dalam terjemah, langkah metodis yang ditempuh antara lain: penggalian karakteristik dengan membandingkannya dengan terjemah pemerintah pasca Orde Baru, terjemah non pemerintah, dan terjemah luar negeri baik dari segi anatomi maupun isi terjemah. Untuk membaca pola intervensi, dilakukan perbandingan wacana-wacana terkait dalam ruang penafsiran al-Qur‟an klasik hingga kontemporer. Kemudian dilakukan pembacaan wacana dalam ruang yang lebih besar dengan melibatkan kondisi politik dan sosial masyarakat untuk menganalisis relasi kuasa yang eksis dalam wacana tersebut. Penelitian ini menemukan adanya intervensi dan bias negara dalam Al-Qur‟an dan Terjemahnya Depag edisi I-III. Intervensi tersebut disebar dalam tiga tempat yaitu bagian mukadimah, konstruksi tema, dan isi. Intervensi juga dikategorikan dalam tiga konteks, yaitu konteks pembangunan/developmentalis (pada bagian mukadimah sub bagian penjelasan ihwal zakat fi> sabi>lilla>h, al-Baqarah(2): 261, dan at-Taubah (9): 60.), konteks otoritas penguasa/othoritarianism (mukadimah bagian penjelasan sejarah Nabi tentang ketaatan pada pemimpin dan Qs. An- Nisa(4): 83 serta an-Nisa(4): 59.), dan konteks sosial Kemasyarakatan (bagian mukadimah bagian sejarah Nabi, Qs. al-Anam(6): 123, Ali-Imran ayat 140-148, At-Taubah 103-106, Qs Al-Maidah ayat 33-40). Wacana-wacana yang eksis yaitu sedekah dan zakat untuk pembangunan, kepatuhan pada penguasa, pentingnya disiplin, urgensi mengatur masyarakat, menyerahkan penuntutan hukuman pada pemerintah, kesatuan bangsa, signifikansi pemerintah pusat, serta label perusuh dan pengacau keamanan kepada pihak yang tidak sejalan dengan agenda negara. Adapun persebaran wacana tersebut dilakukan dengan cara spesialisasi, delimitasi, dan generalisasi. Tiga pola intervensi negara dalam Al-Qur‟an dan Terjemahnya mengrucut pada sinkronisasi dan relasi antara teks terjemah Al- Qur‟an dengan agenda dan kepentingan kekuasaan negara. Kekuasaan yang eksis berhasil memprodusir wacana dan melakukan marginalisasi terhadap wacanawacana lain yang tidak mengakomodir agenda pemerintah. Hasilnya adalah terwujudnya keseragaman wacana Islam nasional dalam rangka legitimasi dan preservasi kekuasaan penguasa atas rakyatnya.