ARGUMENTASI PENOLAKAN MUHAMMAD ‘ABID AL-JABIRI TERHADAP NASKH AL-QUR’AN (Studi Kitab Fahm al-Qur’an al-Hakim: al-Tafsir Al-Wadih hasba Tartib al-Nuzul)

Main Author: Muhammad Hasbyallah, NIM: 16530023
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44819/1/16530023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44819/2/16530023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44819/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam perspektif Muhammad ‘Abid al-Jabiri (1935-2010) tentang naskh dalam al-Qur’an yang menyelisihi pandangan jumhur ulama. Naskh termasuk ke dalam salah satu pembahasan yang mendapatkan perhatian lebih, khususnya oleh kalangan ahli fikih dan usul dalam menafsirkan al-Qur’an. Naskh menjadi bahan perdebatan yang tiada henti-hentinya ketika Abu Muslim al-Asfihani mengungkapkan ketidak sepakatannya terhadap eksistensi konsep naskh. Sejak saat itu muncullah beragam pendapat yang kontra terhadap konsep naskh. Akan tetapi, hujjah yang mereka berikan tidak sedetail dan sekritis hujjah yang dikemukakan oleh al-Jabiri yang merupakan pemikir Islam dan juga mufassir di zaman moderen ini. Menurut al-Jabiri, dengan adanya praktik naskh ini dikhawatirkan menjadi penyebab munculnya keraguan terhadap validitas al-Qur’an. Padahal Allah swt. telah memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian al-Qur’an selama-lamanya. Karena hujjah inilah penulis ingin meneliti lebih dalam tentang alasan penolakan al-Jabiri terhadap naskh al-Qur’an lebih dalam. Penelitian ini mengahasilkan kesimpulan bahwa al-Jabiri> menolak terhadap pendapat yang menyatakan bahwa ada penghapusan di dalam al-Qur’an. Baik itu penghapusan berupa ayat al-Qur’an maupun hukum. Padahal penghapusan ini bertolak belakang dengan tujuan diturunkannya al-Qur’an.