KONSEP TAGUT DALAM FI ZILAL AL-QUR’AN (Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu)
Main Author: | Titok Priastomo, NIM.: 1620510046 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43085/1/1620510046_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43085/2/1620510046_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43085/ |
Daftar Isi:
- T a gu t dalam Fi Z ila l al-Qur’a n tidak hanya diposisikan sebagai kata dalam al- Qur’an yang perlu ditafsirkan. T a gu t menjadi salah satu kata yang digunakan oleh penulisnya, Sayyid Qut b, untuk mengungkapkan pandangan-pandangan keagamaannya sendiri. Di dalam Fi Z ila l al-Qur’a n, Qut b menyebut kata t a gu t atau t awa gi t sebanyak 304 kali. Dari angka itu, hanya 46 kali yang ada dalam kutipan langsung dari ayat atau hadis. Selebihnya, kata t a gu t tersebar di seluruh bagian Fi Z ila l al-Qur’a n dalam kalimat-kalimat Sayyid Qut b sendiri. Dibaca dengan kerangka teori semantik Toshihiko Izutsu, data ini menunjukkan bahwa t a gu t telah masuk dalam sebuah sistem konseptual baru pasca-Qur’an, yaitu pemikiran Qut b yang tertuang dalam kitab tafsirnya. Di dalam sistem konseptual ini, kata t a gu t mendapatkan makna relasional baru sesuai keunikan pandangan dunia yang dimiliki oleh Qut b. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa konsep t a gu t dalam Fi Z ila l al-Qur’a n menggunakan semantik Toshihiko Izutsu. Hasil menunjukkan bahwa makna relasional t a gu t dalam Fi Z ila l al-Qur’a n adalah setiap makhluk yang tidak tunduk kepada Allah dan menegakkan kekuasaan mandiri untuk menundukkan masyarakat dengan hukumhukum yang dia ciptakan. Makna ini lebih spesifik dibanding t a gu t dalam al- Qur’an yang meliputi setiap makhluk yang mengklaim salah satu kedudukan istimewa Allah. Penekanan Qut b kepada kekuasaan independen untuk mengatur masyarakat menjadikan t a gu t dalam Fi Z ila l al-Qur’a n lebih menonjolkan aspek politik daripada aspek teologis.