FAWATIḤ AL-SUWAR PERSPEKTIF TAFSIR SUFI (STUDI TAFSIR AL TUSTARI KARYA SAHL AL-TUSTARI [ 283 H ])

Main Author: Adib Falahuddin, NIM.: 16530046
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43082/1/16530046_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43082/2/16530046_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43082/
Daftar Isi:
  • Keberadaan fawātiḥ al-suwar tak dapat dipungkiri mampu menarik perhatian banyak pihak baik saat diturunkannya maupun setelah al-Quran dikumpulkan menjadi sebuah mushaf. Karakteristik fawātiḥ al-suwaryang terbentuk menyerupai simbolsimbol menarik perhatian para mufasir dengan berbagai latarbelakang tak terkecuali para tokoh tafsir sufi. Salah satu sufi yang tertarik menafsirkan fawātiḥ al-suwar adalah Sahl al-Tustari, seorang tokoh sufi awal yang memiliki sebuah kitab tafsir dengan nama Tafsīr al-Tustari. Peran Tafsir al-Tustari sangat penting karena menjadi peletak dasar perkembangan tafsir sufi pada masa-masa setelahnya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun sumber primer dari penelitian ini adalah Tafsīr al-Tustari. Penelitian berfokus untuk mengetahui penafsiran serta keunikan penafsiran terhadap fawātiḥ al-suwar dalam kitab Tafsīr alTustari. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa dalam menafsirkan fawātiḥ al-suwar, Sahl al-Tustari banyak mengambil sumber penafsirannya dari riwayat yang disandarkam kepada Ibn `Abbas. Dari penafsirannya terhadap alif lām mim, alif lām mīm ṣād, alif lām rā, nūn, ḥā mīm, dan qāf , hampir semuanya bersumber pada riwayat Ibn `Abbas sedangkan fawātiḥ al-suwar selain yang sudah disebutkan tidak ditafsirkan. Akan tetapi, kecenderungan Sahl al-Tustari sebagai mufasir sufi tetap terlihat pada salah satu penafsiran terhadap alif lām mīm bahwa Alif merupakan simbol dari Allah, Lam merupakan simbol dari al-abd (hamba), dan mim merupakan simbol Nabi Muhammad. Agar seorang hamba dapat wuṣūl dengan Tuhannya dalam lingkup tauhid, maka jalan yang ditempuh adalah dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw.