IKHLAS MENURUT PENAFSIRAN KH. BISRI MUSTOFA (Studi Tematik Tafsir al-Ibriz li Ma’rifati Tafsir al-Qur’an al-‘Aziz)
Main Author: | Alamsyah Habibie Avesina, NIM.: 13530020 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42925/1/13530020_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42925/2/13530020_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42925/ |
Daftar Isi:
- Ikhlas merupakan kata yang sangat familiar dalam kehidupan masyarakat. Ikhlas bermakna kemurnian, sedangkan murni itu sendiri merupakan sesuatu yang masih asli dan tidak tercampur dengan sesuatu yang lainnya. Terlepas dari pemaknaan tersebut, ikhlas merupakan istilah yang seringkali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Ikhlas biasanya dikaitkan dengan perilaku tolong menolong yang menandakan adanya ketulusan di dalam melakukan perbuatan tersebut. Sedangkan menurut perspektif KH. Bisri Mustofa dalam penafsirannya, ikhlas dimaknai dengan memurnikan agamanya semata-mata hanya kepada Allah, tanpa ada sekutu bagi-Nya (terbebas dari perbuatan syirik). Namun dalam penafsirannya yang lain, ia memaknai ikhlas dengan hamba Allah yang taat atau yang terpilih. KH. Bisri Mustofa merupakan figur seorang kiai yang alim dan karismatik dengan karyanya yang paling fenomenal adalah kitab tafsir al-Ibri>z li Ma’rifati Tafsi>r al- Qur’a>n al-‘Azi>z. Kajian ini merupakan bagian dari library research, yakni sebuah penelitian yang bersumber dari buku dan teks. Adapun untuk sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab tafsir al-Ibri>z li Ma’rifati Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Azi>z karya KH. Bisri Mustofa, sedangkan untuk data sekundernya mengacu pada sumber lain yang berkaitan dengan ikhlas baik itu dalam kitab, buku, artikel dan lain sebagainya seperti dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fa>z al-Qur’a>n al- Kari>m; bi H}a>syiyah al-Mus}h}af al-Syari>f karya Muhammad Fuad Abdul Baqi’ untuk penelusuran ayatnya. Untuk menjawab pertanyaan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah, metode yang digunakan dalam mengolah datanya penulis menggunakan metode deskriptif-analitis, yakni sebuah metode yang berupaya mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis secara komprehensif. Penelitian ini menghasilkan beberapa poin penting mengenai ikhlas menurut penafsiran KH. Bisri Mustofa dalam kitab tafsir al-Ibri>z li Ma’rifati Tafsi>r al- Qur’a>n al-‘Azi>z. Ikhlas dimaknai dengan murnikake agamane marang Allah ta’ala (tauhid), dibersihake saking rereget (murni dari segala kotoran), kawulane Allah ta’ala kang padha iman (beriman), padha murnikake panyuwun marang Allah ta’ala (berdoa), kang pinilih (terpilih), padha nyingkrih (menyendiri), khususe marang siro (khusus). Sedangkan jika di kontekstualisasikan terhadap konteks kekinian, menurut hemat penulis ikhlas menurut penafsiran KH. Bisri Mustofa masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Karena kini kita semua diharuskan untuk ikhlas dalam memurnikan keyakinan kita kepada Allah terhadap situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang, yang mana fenomena tersebut termasuk dalam kategori murnikake agamane marang Allah ta’ala (tauhid) dan padha murnikake panyuwun marang Allah ta’ala (berdoa) memohon pertolongan kepada Allah demi keselamatan jiwa bersama.