Problematika Guru IPA dalam Pembelajaran IPA Terpadu (Studi Kasus di MTs Mathalibul Huda Mlonggo Jepara Tahun Ajaran 2011/2012)
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas tentang berbagai problematika yang dialami guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Kajian ini dilatar belakangi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 menyatakan bahwa subtansi mata pelajaran IPA pada SMP/MTS merupakan IPA Terpadu. Hal ini memberikan dampak terhadap guru yang mengajar di kelas karena guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, di sekolah pada umumnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-guru disiplin ilmu seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke dalam pengintegrasian bidang kajian IPA, karena mereka yang memiliki latar belakang Fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan Biologi, begitu pula sebaliknya. Studi ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di MTs Mathalibul Huda Mlonggo Jepara ? (2) Apa Problematika guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu di MTs Mathalibul Huda Mlonggo Jepara ?. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh Guru IPA terpadu yang berjumlah 7 guru. (1) Data dikumpulkan menggunakan metode angket atau kuesioner, yaitu untuk mengumpulkan data tentang problematika yang dialami oleh guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu. (2) Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh dokumen silabus dan RPP serta mengetahui sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan, sarana dan prasarana, serta keadaan guru dan peserta didik MTs Mathalibul Huda Mlonggo Jepara; (3) wawancara, yaitu untuk memperoleh data tentang problematika yang dialami oleh guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu. (4) Observasi, untuk mengamati secara langsung pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif deskripstif. Dari analisis data disimpulkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru tunggal. (2) problematika yang dialami guru yaitu: pada tahap perencanaan (Silabus dan RPP) meliputi; langkah-langkah kegiatan pembelajaran, alokasi waktu dan memetakan Kompetensi Dasar yang berpotensi untuk dipadukan. Pada pelaksanaan pembelajaran; guru masih berusaha menguasai materi Biologi, Fisika dan Kimia sekaligus, kesulitan menguasai kelas karena jumlah rombongan belajar yang relatif banyak, menggunakan metode dan sumber belajar, kesulitan memperoleh sarana dan prasarana Laboratorium IPA dan menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada evaluasi; guru kesulitan menilai pada ranah psikomotorik.