Pengembangan media pembelajaran dengan konsep video 360 derajat berbasis kontekstual pada materi pencemaran lingkungan siswa kelas VII di SMPN 3 Kendal

Main Author: Rahma, Savira Syahriya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/9881/1/skripsi%20lengkap.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/9881/
Daftar Isi:
  • Maju dan berkembangnya teknologi dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan media yang lebih inovatif dan dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan bagi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Media Pembelajaran yaitu dengan Konsep Video 360 Derajat Berbasis Kontekstual Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP serta untuk mengetahui kelayakan Media Pembelajaran dengan Konsep Video 360 Derajat Berbasis Kontekstual Pada Materi Pencemaran Lingkungan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development (R&D) dengan model pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono yang dibatasi sampai tujuh tahap, antara lain (1) potensi masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (3) revisi produk. Penelitian ini dilakukan pada uji coba skala terbatas dan uji coba lapangan lebih luas di SMP 3 Kendal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis validasi produk. Berdasarkan uji kelayakan pengembangan Media Pembelajaran Dengan Konsep Video 360 Derajat Berbasis Kontekstual Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP, video 360 derajat ini sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase kelayakan oleh ahli materi sebesar 93%, ahli media sebesar 96%, hasil tanggapan guru biologi sebesar 91%, hasil tanggapan peserta didik pada uji coba terbatas sebesar 91.5% dan uji lapangan lebih luas sebesar 93.1% sehingga media dinyatakan layak sebagai media pembelajaran.